KABARCIREBON - Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati melakukan uji labolaratorium lahan sawah di sejumlah wilayah, untuk memastikan kandungan hara dalam tanah. Agar pemupukan dapat dilakukan dengan baik dan proporsional. Sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal.
Pemeriksaan dilakukan karena banyak lahan sawah yang tingkat keasaman dan fosfat sudah tinggi. Sedangkan organiknya rendah sehingga jumlah produksi pertanian setiap panen rendah.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati Ali Imron, Selasa (21/2/2023) mengungkapkan, dari hasil pengujian labolatorium yang dilakukan di Blok Koroncong dan Tegal Hoe Desa Pasiripis, menunjukan tingkat keasaman (PH) yang sangat tinggi, sehingga harus dilakukan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit.
Kemudian untuk unsur nitrogen ada yang dinyatakan sedang. Sehingga pupuk urea cukup dengan 200 kg dalam satu hektare. Namun di Blok Tegal Hoe dibutuhkan 250 kg per hectare karena kandungan fosfatnya masih ada dan kebutuhan fosfat cukup pemupukan NPK.
“PH menunjukan keasaman, kandungan pupuk organik jauh dari semestinya. Tadi ketika pemeriksaan dilihat di botol reaksi kimia ada dua cm cukup kandungan organik, ada juga yang hanya beberapa milimiter saja. Sehingga harus dilakukan pengapuran, dolomit dan pupuk organik,”katanya.
Menurutnya, yang jadi permasalahan yakni PH yang asam yang tinggi dan kandungan organik yang rendah. Sedangkan yang lainnya yaitu nitrogen, MHK dan kandungan kimia cukup.
Baca Juga: Pembangunan Taman Aspirasi Diminta Tidak Mengabaikan Nilai Cagar Budaya
“Pemeriksaan atau uji lab ini memastikan kondisi tanah sawah. Jika PH sesuai dan kandungan lainnnya bagus, maka pupuk akan terserap oleh tanaman. Sebaliknya kalau tanah sakit, maka pupuk tidak terserap secara maksimal. Sehingga hasil pertanian yang diperoleh tidak akan maksimal pula,” tuturnya.