Harga Gabah di Kabupaten Majalengka Terus Merosot, Petani Harus Menelan Kerugian yang Sangat Besar

- 1 Maret 2023, 09:30 WIB
PETANI di Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka tengah menurunkan gabah lewat combine harveter.
PETANI di Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka tengah menurunkan gabah lewat combine harveter. /Foto/Tati/KC/

Tidak laku


Sementara itu sejumlah petani di Desa Cibentar mengaku karena tidak mendapatkan sinar matahari, dipastikan gabahnya tidak akan bisa dijual.

Baca Juga: Di Tahun Politik, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nitip Ekraf ke Bupati Kuningan

Padahal mereka berharap bisa menjual gabahnya untuk biaya menggarap sawah di musim tanam berikutnya berikutnya serta untuk menutupi biaya sewa lahan.

“Awalnya padi rebah sehingga warnanya hitam, ketika dipanen tidak ada sinar matahari terus ditutupi terpal, sebagian di karung, akibatnya gabah tumbuh bertunas seperti kecambah,”  kata Engking.

Semula dia ingin menjual gabahnya namun nampaknya gabah miliknya tidak akan laku di jual, akhirnya dia akan simpan sebagai cadangan pangan untuk satu tahun.

Baca Juga: Stadion Masud Wisnusaputra Tidak Terurus, Kabid PSDA: Harusnya Pemeliharaannya Ditangani Disporapar

“Itupun jika gbaah yang tumbuh tunas tidak menjadi hampa,’’ujarnya.

Menurutnya, jika dihitung bertani kali ini merugi.

Karena sewa lahan untuk luas sawah 200 bata sudah mencapai 2,5 kwintal gabah, ditambah biayar traktor seharga Rp 450.000, upah mencangkul Rp 150.000, tandur Rp 250.000 lima orang, saat panen membayar mesin rontog seharga Rp 150.000, ngipas (membuang gabah hampa) sebesar Rp 100.000, ngangkut gabah dari penjemuran ke rumah sebesar Rp 150.000, ditambah pupuk dan pestisida.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x