KABAR CIREBON - Mencuatnya wacana pergantian nama Kecamatan Cigasong menjadi Kecamatan Majalengka Timur ternyata menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Meski sebatas usulan namun ternyata ada sejarahan dan masyarakat yang membuka tentang asal usul Cigasong hingga populer seperti sekarang ini.
Konon ada yang menyebut di zaman penjajahan Belanda khusus warga yang tinggal di kelurahan Cigasong itu dulu tempat bermukim para saudagar atau orang kaya. Hal itu ditandai dengan banyaknya rumah mewah yang dibangun pada zaman penjajahan dan hingga saat ini masih berdiri kokoh. Tapi informasi itu perlu pembuktian secara ilmiah dan kajian dari berbagai literatur.
Namun ada pendapat lain diungkapkan tokoh masyarakat Cigasong Tarsidi.Menurut dia, kata Cigasong berasal dari kata Cai Gasrongan, yaitu air tempat menyelupkan besi yang membara ketika proses penempaan pembuatan golok, parang, tumbak dan alat perang lainnya. Cai Gasrongan juga bisa diartikan air untuk menyelupkan golok ketika diasah.
"Menurut sejarah daerah Cigasong dulunya terkenal akan orang orang yang ahli membuat alat perang dan alat pertanian , tersebutlah nama Mpu Yogaweswa yang hidup sekitar tahun 1750 sampai 1800-an," kata dia.
Mpu Yogaweswa sendiri merupakan ahli dalam membuat golok dan alat perang hingga beliau dikenal dengan sebutan Buyut Panday. Satu kampung banyak yang menekuni dan mewariskan keahlian beliau sehingga kampung ini dikenal dengan kiampung Panday Besi.
Cai Gasrongan atau tempat menyelupkan besi terbakar banyak ditemui di rumah Panday Besi. Dari penyebutan kampung Cai Gosrangan kemudian akrab dengan kata Cigasong, hingga populer sampai sekarang ini.
Pendapat berbeda diungkapkan Pegiat Sejarah sekaligus Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana yang mengungkapkan, ada dua versi sejarah berdirinya penamaan Kecamatan Cigasong yang kini wilayahnya memiliki 10 desa yang terdiri dari 7 desa dan 3 kelurahan itu.Sejarah mencatat, kemunculan penamaan Cigasong terjadi pada zaman perang agresi Belanda tahun 1945-1949 lalu.