Namun ternyata lambang itu mendapatkan penolakan keras dari Presiden Soeharto kala itu dan mengancam akan membubarkan seluruh partai Islam tersebut. Tapi para ulama dan kiai saat itu tetap bersikukuh, hingga akhirnya tetap berlambang kabah hingga saat ini.
Sedangkan PKB sendiri didirikan oleh para kiai NU awal mulanya itu hanya sebatas biro politik. Pendirian PKB itu setelah presiden Soeharto lengser dari kekuasanya. PKB lahir pada 23 Juli 1998 oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU), di antaranya Abdurrahman Wahid (Gusdur) Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Mustofa Bisri, dan A Muhith Muzadi.
"Oleh karena itu, kedua partai ini harus akur, tidak boleh tidak ada harus tetap ada.Karena pendirinya itu ulama dan kiai kiai dari NU,"ucap Ketua Majelis Syariah DPP PPP ini.
Ditanya mengenai sikap politik warga NU jelang Pemilu 2024, ia menegaskan bahwa sampai saat ini NU tidak berpihak dan menunggu arahan dan petunjuk dari para ulama dan kiai."Belum, masih menunggu istikharah dari para kiai,"katanya.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Jawa Barat H Pepep Saeful Hidayat tidak berbicara banyak perihal PPP lahir dari NU. "Itu tak perlu dikomentari, karena itu fakta sejarah. Bahwa PPP itu lahir dari empat partai salah satunya NU,"ucapnya saat menghadiri Harlah 1 Abad NU tingkat Majalengka.***
Dapatkan berita berita Kabar Cirebon lainnya di Google News