Meski Sempat Memanas, Kuasa Hukum Pabrik di Cirebon ini Mengaku Kliennya Sudah Membayar Subkontraktor

- 7 April 2023, 16:51 WIB
Ilustrasi  kontraktor
Ilustrasi kontraktor /YouTube/GREAT DETECTIVE COOKIE/

KABARCIREBON- Kuasa hukum PT. Nirwana, Supirman menegaskan, sudah membayar pada subkontraktor yang mengerjakan pembangunan pabrik di Desa Gebangmekar Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

"Perusahaan sudah membayar ke subkontraktor dan akan menyelesaikan bilamana ada yang belum dibayarkan. Asalkan pengerjaan terselesaikan," katanya, Jumat (7/4/2023).

Pria yang biasa dipanggil Tong'eng ini menjelaskan, pihak perusahaan selalu berkomitmen dalam melaksanakan tanggung jawab, salah satunya dengan subkontraktor yang mengerjakan pembangunan pabrik.

Baca Juga: Indonesia Kena Sanksi FIFA, Dana ke PSSI Dibekukan, Ini Reaksi Erick Thohir

"Akan ada pertemuan dengan subkontraktor yang merasa belum dibayar saat pengerjaan pembangunan pabrik," jelasnya.

Masih dikatakan Tong'eng, PT Nirwana akan terus laksanakan pembangunan hingga berdirinya pabrik di lokasi tersebut. Karena, kepercayaan yang diberikan pada harus tuntas.

"Terlepas benar tidaknya subkontraktor belum dibayar dan pelaporan kedua pihak, pembangunan terus berjalan," ujarnya.

Baca Juga: Pernah Nyalon Kades, Bupati Kepulauan Meranti Kena OTT, Puluhan Pejabat Strategis Pun Ditahan

Dirinya sangat apresiasi pada Pa Haji Lili yang membuat laporan ke polisi dan sebetulnya, sekitar satu tahun lalu, pihak perusahaan telah melaporkan ke polisi atas dugaan kubikasi material yang tidak sesuai.

"Kami tidak akan memakan hak orang," tegasnya.

Sebelumnya, subkontraktor (subkon) lokasi pembangunan pabrik, CV. Bhatara Karya, H. Lili Mashuri menceritakan, sekitar 2021 lalu, perusahaannya menjadi subkon untuk melakukan pekerjaan pengurugan untuk tujuh sektor dari lahan yang rencanakan.

Baca Juga: Update Progress Proyek Polypropylene Balongan, Polytama Lakukan Pre-bid Meeting dan Site Visit

Kemudian, pekerjaan yang sesuai kontrak telah berjalan sesuai apa yang menjadi komitmen bersama, kemudian dirinya melakukan penagihan melalui invoice pembayaran pada pihak pabrik.

Akan tetapi jumlah tagihan sekitar Rp 1,8 miliar, pihak perusahaab baru membayar kisaran Rp. 600 juta dan sisanya Rp. 589 juta, belum juga dilunasi.

"Pihak pelaksana hanya memberikan janji manis saja, tanpa pernah merealisasikan janji tersebut," ceritanya. (Supra/KC).***

Dapatkan informasi terbaru dan populer Kabar Cirebon di Google News.

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah