Atas peristiwa ini pihaknya telah bekerjasama dengan BPBD Majalengka untuk memasang alat deteksi dini bencana alam. Itu dilakukan, guna mengantisipasi terjadinya bencana yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Apalagi di wilayah Kecamatan Lemahsugih sendiri, ada 7 desa yang rawan pergerakan tanah seperti Desa Mekarwangi, Kepuh, Sukajadi, Padarek, Cisalak, Sukamaju dan Mekarmulya.
"Kami telah meminta ke BPBD untuk (memasang) semacam alat pendeteksi sebagai langkah antisipasi warga kami agar bisa menyelamatkan diri," ucapnya.
Sedangkan pergerakan tanah di Blok Ciureuh Desa Bantarujeg diungkapkan Dudung, bahwa ini terjadi sejak awal Ramadan kemarin.Saat itu hujan intensitas tinggi mengguyur desanya. "Kejadiannya tanah gerak itu awal bulan Ramadan. Itu udah mulai ambles," ujar Dudung belum lama ini.
Pergerakan tanah juga masih terjadi hingga hari ini. Kontur tanah hari demi hari makin ambles hingga kini kedalaman 2 meter.
"Nah, terakhir, ya, sekarang ini, sekarang tanah tuh masih suka bergerak terus ke bawah. Rumah saya yang terdampak bagian dapur. Jadi amblesnya itu sekitar 1-2 meter lah," ucapnya.
Kendati mengancam rumahnya, Dudung kini enggan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Menurutnya, rumah yang telah ditempati sejak 20 tahun lalu itu masih bisa ditempati.
Terpisah, Bupati Majalengka H Karna Sobahi menanggapi adanya bencana alam pergerakan tanah di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, pihaknya telah berkoordinasi dengan lembaga terkait, dalam hal ini BPBD, untuk mengambil langkah-langkah. Langkah itu antara lain membuat usulan meminta bantuan kepada pemerintah pusat.