Perubahan Iklim Berkontribusi Timbulkan Gelombang Panas Akan Terus Terjadi, Waspada Suhu Melebihi Ambang Batas

- 26 April 2023, 18:55 WIB
Ilustrasi suhu panas.
Ilustrasi suhu panas. /Pixabay.com/geralt

KABARCIREBON- Suhu panas hingga lebih dari 30 derajat celsius yang terjadi beberapa pekan terakhir  masih akan terjadi. BMKG merilis, suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari. Lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2॰C, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34॰C - 36॰ celsius.

“Para pakar iklim menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering,“ungkap Dwikorita.

Baca Juga: ASN di Majalengka Bolos Kerja, Sekda Siap Beri Sanksi

Gelombang panas dapat dijelaskan melalui dua penjelasan yang saling melengkapi, secara karakteristik fenomena dan  secara indikator statistik suhu kejadian. Secara karakteristik, fenomena  gelombang panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan bumi bagian Utara maupun di belahan bumi bagian Selatan. Pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.

Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah Ekuator, dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas. Gelombang panas biasanya terjadi berkaitan dengan berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area dengan luasan yang besar secara persisten dalam beberapa hari, yang berkaitan dengan aktivitas gelombang rossby di troposfer bagian atas.

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menekan udara permukaan (subsidensi), sehingga termampatkan dan suhu permukaan meningkat karena umpan balik positif antara massa daratan dan atmosfer.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalilr masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area karena umpan balik positif antara daratan dan atmosfer, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

Baca Juga: DPRD Kabupaten Cirebon Sebut Masih Banyak Rutilahu yang Belum Tersentuh

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x