Ada Ancaman PAW hingga Dugaan Jual Beli Nomor Urut di PKB Kabupaten Cirebon

- 21 Mei 2023, 18:16 WIB
ILUSTRASI jual beli nomor Bacaleg.*
ILUSTRASI jual beli nomor Bacaleg.* /Kabar Cirebon/ Ajay/

KABARCIREBON- Kisruh di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Cirebon semakin meruncing. Bahkan, ada ancaman di-PAW bagi anggota legislatif atau incumbent yang membangkang atas keputusan DPC terkait penempatan nomor urut bakal calon legislatif (bacaleg) yang sudah didaftarkan ke KPU.

Tak hanya itu, dugaan "jual-beli" nomor urut bacaleg pun menyeruak, sehingga membuat sejumlah kader PKB geram. Karena DPC dinilai telah mengabaikan amanat partai yang harus memprioritaskan kader militan ketimbang pendatang.

Banyaknya incumbent yang ditempatkan tidak di nomor urut strategis dalam pendaftaran bacaleg ke KPU ini dibenarkan H Tanung.

Baca Juga: Kloter Pertama Haji Asal Jawa Barat Terbang Tanggal 23 Mei

Menurut Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Cirebon tersebut, dirinya sangat sependapat dengan apa yang disampaikan Wakil Ketua DPC PKB, Syahidin. "Saya sepakat apa yang disampaikan Syahidin. Karena memang dalam penempatan nomor urut bacaleg, DPC PKB banyak memposisikan incumbent di nomor yang kurang layak," kata Tanung, Minggu (21/5/2023).

Ia menyebutkan, incumbent di Dapil I Emha Syahirul Alam ditempatkan di nomor urut 6. Incumbent di Dapil II H Mahmudi ditempatkan di nomor urut 5. Incumbent di Dapil IV Pandi di posisi nomor urut 4. Incumbent di Dapil V dia sendiri ditempatkan di nomor urut 4. Dan incumbent di Dapil VI Mad Saleh di posisi nomor urut 2.

Para incumbent itu, jelas politisi senior PKB ini, mengaku dilematis dan hanya bisa pasrah dan tidak bertindak frontal  atas keputusan DPC PKB Kabupaten Cirebon, dalam hal penempatan nomor urut bacaleg tersebut.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Tidak Ada Unsur Politis Penahanan Johnny G Plate, Dipilih Jokowi Jadi PLT Menkominfo

"Sebab ada ancaman dari salah seorang yang berpengaruh terhadap PKB Kabupaten Cirebon, jika Fraksi PKB atau incumbent yang tidak menuruti apa yang sudah ditetapkan DPC terkait penempatan nomor urut bacaleg, maka anggota dewan tersebut akan di-PAW," kata Tanung.

Tak hanya itu, dugaan "dijual"-nya nomor urut strategis bacaleg pun kian santer. Sehingga, banyak incumbent yang ditempatkan di posisi tidak layak, meski mereka merupakan kader militan yang sudah mengantarkan kemenangan partai ini di Pileg 2019 lalu. "Soal duit berseliweran yang diduga untuk 'membeli' nomor urut bacaleg ini, saya juga dengar sendiri dari Luthfi dan disaksikan juga oleh Syahirul Alam," katanya.

Karena dugaannya, nomor urut strategis itu sudah "dibeli", sehingga banyak incumbent yang ditempatkan oleh DPC PKB dalam pendaftaran bacaleg kemarin di nomor urut 4, 5 dan 6. "Karena tadi, dugaannya banyak uang berseliweran," terang Tanung.

Menurutnya, sebagai incumbent dan kader militan PKB hingga membawakan partai ini sebagai pemenang pada Pemilu 2019, tidak ada penghargaan sama sekali yang diberikan oleh DPC PKB. Ia pun meragukan, partainya bisa kembali meraup kemenangan seperti di pileg sebelumnya.

Baca Juga: H. Uus Yusuf Mundur dari Bacaleg Dapil 1, PPP Kuningan Memiliki H. Dedi Supardi di Dapil 5

"Bagaimana PKB bisa menang kembali di Pemilu 2024 mendatang, jika incumbent-nya saja tidak diprioritaskan dalam penempatan nomor urut bacaleg," gugat Tanung.

Karena ia sangat yakin, jika para incumbent masih ditempatkan di nomor urut yang kurang layak hingga keluarnya Daftar Calon Tetap (DCT), pasti akan berpengaruh terhadap suara partai di Pemilu 2024 mendatang. "Karena bagaimana pun incumbent ini punya basis massa. Yang pastinya jelas bakal merugikan PKB," ujar Tanung.

Sementara itu, Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Jamil Abdul Latief saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp-nya tidak menjawab.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, Syahidin menjelaskan, amanat partainya jelas, bahwa kader harus diutamakan dibanding pendatang baru yang masih belum teruji dedikasinya.

"Isu incumbent yang ditempatkan di nomor urut di atas dua saya kira itu perlu dipertanyakan, apakah aleg tersebut sewaktu menjabat kurang loyal. Ataupun alasan lain para penentu nomor tidak punya kedekatan," ungkapnya.(Ismail).***

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x