KABARCIREBON - Puluhan warga d Blok Gunung Haur, Kelurahan Sinangkasih, Kabupaten Majalengka mengalami kesulitan air bersih sejak memasuki musim kemarau. Penyebabnya, debit mata air yang ada di wilayahnya menyusut drastis.
Untuk memperoleh air satu jeriken saja harus menunggu cukup lama, karena air mengalir kecil, hanya sebesar lidi, sehingga air sulit dialirkan melalui selang plastik (pipa plastik). Bak penampungan yang biasa didistribusikan ke sejumlah rumah juga menyusut tajam.
Oco, salah seorang warga Blok Gunung Haur menyebutkan, saat ini untuk mendapatkan air dari satu–satunya sumber mata air di lereng Gunung Haur, warga harus bergiliran menampung air yang dialirkan dari pipa plastik.
Baca Juga: Sampah di Kabupaten Cirebon 1.200 ton per hari, 65 Persen Non Organik
Satu keluarga dengan bak penampungan ukuran 1 meter x 1 meter harus menunggu berjam–jam agar bisa penuh. Setelah penuh baru warga lainnya mendapat giliran mengisi bak mandi untuk kebutuhan keluarganya.
“Kalau kemaraunya panjang, ya sering kali kesulitan air bersih. Warga bisa turun ke bawah, ke tetangga kampung untuk mencari air yang jaraknya sekitar 1 km,” ungkap Oco.
Menurutnya, warga baisa mengambil air dengan jeriken di saat kemarau panjang, atau warga setempat menyebutnya ngangsu cai.