"IPNU Indramayu saat ini sudah meriset kenakalan-kenakalan remaja yang dinaungi oleh badan IPNU itu tersendiri yang di laksanakan oleh Badan Study Researc Center (BSRC). IPNU Indramayu juga akan melaksanakan kegiatan Diklatama yang dilaksanakan oleh Badan Crope Brigade Pembangunan (CBP), kalau secara sederhananya itu tentara atau polisinya IPNU, dan kami mohon bimbingan serta naungan Pak Kapolres Indramayu untuk bisa bekerjasama dalam agenda tersebut," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan dari hasil riset yang IPNU lakukan bahwa banyak terjadi pelajar yang mengonsumsi obat-obatan terlarang sampai maraknya peristiwa tawuran antar pelajar.
"Ini bagian rasa empati sekaligus tugas kewajiban bagi IPNU Indramayu bagaimana supaya bisa mengedukasi terkait hal-hal seperti itu, hanya saja ruang lingkup IPNU terbatas. IPNU bisa masuk hanya sekolah-sekolah yang bernaungan NU, untuk masuk ke sekolah negeri sangat sulit sekali. Maka dari itu perlu adanya dorongan dari pemerintah dan juga pihak pihak terkait," ungkapnya.
Faktor kenakalan remaja tersebut, menurutnya, dari laporan tim BSRC hampir 89 persen terjadi karena faktor lingkungan, 5 persen faktor eksistensi atau gaya-gayaan dan 16 persen karena putus asa atau masalah keluarga.