Network
KABARCIREBON - Banyak masyarakat Cirebon yang penasaran dan ramai ingin mengunjungi Situs Batu Tulis Gunung Singkil, karena memiliki keunikan yang serupa dengan Gunung Padang yang berada di Cianjur.
Keberadaan situs ini merupakan salah satu dari sumber kearifan lokal yang berada di Cirebon.
Situs Batu Tulis Gunung Singkil, berlokasi di Desa Ciawi Japura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces, Mendadak Khawatir Antara Tugas dan Tagihan Minggu ini
Berbagai macam peninggalan bersejarah yang ada di Cirebon, Jawa Barat banyak ditemukan.
Situs ini memiliki hal yang unik dan berbeda dari bangunan berundak lainnya, di Gunung Singkil ini memiliki bentuk bangunan yang acak dan tidak berbentuk persegi ataupun piramid.
Untuk mencapai ke lokasinya, mata anda akan dimanjakan dengan berbagai pemandangan, kemudian air sungai yang mengalir yang langsung bersumber dari mata air Gunung Ciremai.
Bukit ini terdapat tingkatan yang melingkar, disetiap undak-undak terdapat altar.
Dan sepanjang mata memandang terlihat 8 bukit yang mengelilingi Situs Batu Tulis Gunung Singkil. Bangunan ini sebagian besar terbuat dari tanah dan dilengkapi dengan batu kali dari berbagai bentuk.
Bentuk yang tidak teratur dan memiliki penyesuaian dengan alur tepian bukit menambah keunikan dari situs ini.
Setiap undakan dilengkapi dengan altar yang mungkin memiliki makna dan fungsi tersendiri dalam konteks budaya dan agama setempat.
Ada 8 bukit yang terdapat di situs ini, memberikan pemandangan yang menarik dan menambah keindahan alam yang ada di Kabupaten Cirebon.
Situs Batu Tulis Gunung Singkil ini menjadi tempat yang menarik untuk melihat sejarah maupun arsitektur tradisional dan keindahan alam yang disajikan.
Di situs batu ini terdapat 3 batu tulis yang memiliki makna yang berbeda.
Pada batu tulis pertama terbuat dari batu andesit dengan ukuran lebih dari 3,5 meter.
Dengan bentuk relief menggunakan aksara China atau tulisan kanji. Batu tulis ini menunjukan bahwa di gunung singkil ini terdapat 2 makam suami istri dari warga Tioghoa yang memiliki marga Lin.
Kemudian pada prasasti kedua terlihat relief aksara kanji batu bertuliskan nama Dewa yaitu, Hou Fu atau Dewa Bumi. Hal ini menunjukan bahwa adanya suatu kepercayaan yang melibatkan pemujaan terhadap Dewa Bumi di daerah tersebut.
Dan prasasti ketiga ada relief bertuliskan Xii SHI ZU. Hal ini menginformasikan dengan individu tertentu yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
Ketiga prasasti tersebut menjadi peninggalan berharga dalam sejarah dan kehidupan masyarakat di daerah Kabupaten Cirebon pada masa lampau.***
Dapatkan informasi terbaru dan populer Kabar Cirebon di Google News.
