Disertai pula pembangunan non fisik untuk mеnіngkаtkаn kеѕаdаrаn bеrnеgаrа, hukum, kеwаѕраdааn nаѕіоnаl ѕеrtа wаwаѕаn kеbаngѕааn, hal ini sangat terasa sekali manfaatnya tak sekadar oleh warga Desa Sukaraja.
Terutama pembangunan jalan, diungkapkan langsung oleh Hasan, seorang duda berumur 40 tahun, warga Desa Padarama yang ditemui tengah mencari ikan di sungai Cigintung dalam kondisi mengering akibat kemarau panjang.
“Alhamdulillah, dengan terbangunnya jalan ini meringankan beban kami. Walau saya hanya buruh tani serabutan dan kadang jadi petukangan ikut proyek bangunan di luar kota, setidaknya bisa merasakan nanti kami tak perlu berat capek dan lelah kala mengangkut hasil panen meski sekarang lagi lama menunggu hujan,” ujarnya.
Hasan menyebut sebelumnya saat mengangkut hasil panen harus menyusuri jalan tanah tak rata dan bebatuan. “Sekarang mah sudah gak seperti hutan lagi suasananya.” Diutarakannya pula, jika pertanian di sana tadah hujan karena sulitnya pengairan. “Cuma buat yang bisa mengairi sawah dan ladang baru bagi mereka yang punya modal membeli mesin dan selangnya saja,” ungkapnya sambil menunjukan pipa saluran air ukuran sekira 10 inchi untuk menyedot air dari sumber mata air untuk irigasi tanaman di sana.
Baca Juga: Atas Sejarah Perbudakan di Masa Kolonial, Raja Belanda Willem Alexander Mohon Maaf ke Indonesia
Jenis tanaman yang tumbuh, selain padi, ketika kemarau tanah ditanami tumbuhan polyculture atau tumpang sari campuran. Seperti ditanami pohon kayu, buah-buahan jenis mangga, rambutan, pisang, serta palawija cabe, lengkuas hingga bawang merah.
Satu hal dilirihkan Hasan, warga Desa Padarama ini mengaku sulit mendapatkan pekerjaan tetap hingga harus berpisah dengan anak dan istrinya. “Saya jadi buruh serabutan kalau ada yang nyuruh ngurus sawah atau kebun paling dapat upah Rp30 ribu. Nah sekarang kemarau, dan gak ada pula kerjaan untuk jadi kuli bangunan pun, pingin makan terpaksa mencari ikan, tapi sungai lagi kering jadi tak perlu pakai pancing, dicari-cari saja suka ada yang tergeletak. Daripada pada mati begitu saja mending dimasak kan beunteur enak,” katanya meski tampak sedih namun masih bisa berseloroh.
Beunteur merupakan jenis ikan kecil yang hanya bisa ditemukan di sungai. Biasa menjadi menu masakan khaz pangan lokal Kabupaten Kuningan yang dihidangkan dengan ‘nasi kasreng’.