Network
KABARCIREBON - Angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Cirebon menjadi sorotan Fraksi Gerindra DPRD setempat. Pasalnya, angkanya cukup tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) saja, ada sebanyak 81 ribu jiwa masyarakat berkategori miskin ekstrem.
"Angka kemiskinan ekstrem ini tertinggi dari 27 kota/ kabupaten di Jawa Barat. Bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam mengatasi dan menekan angka kemiskinan ini," kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Cirebon, H Sofwan saat menyampaikan pemandangan umum fraksi dalam rapat paripurna, belum lama ini.
Menurutnya, pola dan intervensi program apa dari Pemkab Cirebon yang diperlukan untuk mengatasi kemiskinan ekstrim tersebut. Selain kemiskinan ekstrem, meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Cirebon pun menjadi sorotan.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon: Komisioner KPU Idealnya 5 Orang
Pasalnya, periode Januari-Agustus 2023 tercatat ada sebanyak 79 korban yang dilaporkan. Tentunya, kata Opang, sapaan akrabnya, hal ini cukup mengkhawatirkan.
"Bagaimana langkah Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam melakukan bentuk pendekatan dan metode orientasi atas pemenuhan hak-hak perempuan dan anak korban kekerasan melalui layanan yang cepat, akurat, komprehensif, dan terintegrasi. Mohon tanggapan," katanya.
Kendati demikian, Fraksi Gerindra mengapresiasi Pemkab Cirebon dalam mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat, yang dituangkan dalam program pembangunan dengan tema mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkeadilan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat untuk mewujudkan daya saing dan kemandirian daerah.
Baca Juga: PA Cirebon Eksekusi Rumah Bacaleg NasDem, Tak Ada Perlawanan
Melalui tema pembangunan, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Cirebon pada tahun 2024 ditargetkan dengan menekan angka kemiskinan pada rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen.(Ismail)
