Network
KABARCIREBON - Keluarga Mahasiswa Kuningan (KMK) janganlah menjadi geransi stroberi atau generasi yang penuh gegasan atau kreatif, namun di sisi lain mudah menyerah dan rapuh makanala dihadapkan dengan berbagai permasalahan.
"Kami tidak menghendaki KMK ini menjadi generasi stroberi, buah yang terlihat indah dari luar namun mudah hancur karena strukturnya relatif lembek,” ungkap Sekda H Dian Rachmat Yanuar, mengutip pernyataan Prof. Rhenald Kasali.
Hal itu dikemukakan ketika memberikan motivasi pengembangan diri mahasiswa pada acara membuka Musyawarah Luar Biasa Kelurga Mahasiswa Kuningan (KMK) Bandung Raya, dihadiri oleh berbagai komisariat dari UIN, Politeknik Bandung, UNPAD, ITB, Telkom, UNPAS, UNINUS, UIN Bandung, dan Alumni KMK di Ruang Banggar DPRD Kuningan, Sabtu 6 Januari 2025.
Baca Juga: MUI Kuningan akan Segera Memiliki Gedung di Kawasan KIC
Sekda Dian menambahkan, sebagai mahasiswa harus memiliki karakter yang tangguh, jangan memiliki jiwa yang rapuh, tidak mudah putus asa, memiliki kedisiplinan, keberanian, mengembangkan kemampuan, meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Selain itu, mampu memperluas pergaulan, dan mengasah kemampuan sosial. Termasuk memiliki karakter salah satu caranya bisa terbentuk melaui kegiatan organisasi yang dapat memberikan manfaat.
Ia menjelaskan, ada 4 pesan penting yang harus disimah dengan baik, bahwa mahasiswa perlu menjaga sikap kritis dengan memberikan solusi, sambil mempertahankan idealisme. Mahasiswa diminta untuk memiliki sikap kolaboratif dan membuka jejaring, karena keberhasilan tidak hanya bergantung pada kemampuan individu, tetapi juga kerja sama.
“Selain itu, keterampilan berkomunikasi yang baik menjadi hal penting dalam menyampaikan ide dan gagasan dengan efektif. Termasuk kreatif dan inovasi, dalam dunia yang kini terus berkembang. Kreativitas dan inovasi menjadi daya dorong untuk menciptakan perubahan positif,” tambahnya.
Dalam musyawarah tersebut pihaknya berpesan, susunlah program dan kegiatan yang memiliki nilai manfaat bagi anggota maupun masyarakat dengan mudah terjangkau tanpa ngawang-ngawang. Sehingga tidak hanya rencana, namun bisa diselenggarakan. Bukan seberapa besar kecilnya kegiatan, namun lebih penting tingkat kemanfaatnnya dapat dirasakan.
