Pengasuh Ponpes Baitul Kilmah Sampaikan Kritik Lewat Surat Terbuka untuk Menag Yaqut

- 3 Maret 2024, 15:40 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Kilmah Yogyakarta, KH. DR. Aguk Irawan MN, menyampaikan kritik melalui surat terbuka untuk Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Kilmah Yogyakarta, KH. DR. Aguk Irawan MN, menyampaikan kritik melalui surat terbuka untuk Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas. /IST /

KABARCIREBON - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Kilmah Yogyakarta, KH. DR. Aguk Irawan MN, menyampaikan kritik melalui surat terbuka untuk Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas.

Surat terbuka yang dibuat kiai muda ini yakni mengkritisi terkait program moderasi dan transparansi pada semua lini birokrasi yang terus-menerus digaungkan oleh Kemenag, senyatanya berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di lapangan.

Berikut isi surat terbuka KH. DR. Aguk Irawan MN:

Baca Juga: Banyak Incumbent Tumbang, PDIP Raih Kemenangan Gemilang di Kabupaten Cirebon

"Assalammualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Surat terbuka untuk Menteri Agama Yaqut Choli Qaumas dan jajarannya

Tahayittan tayyibatan waba'du. 

Baca Juga: Ratusan Warga Antusias Hadiri Baksos HUT TNI AU Ke-78

Tulisan ini saya buat bersamaan dengan beredarnya berita, "Mulai tahun ini, KUA tidak hanya melayani pernikahan muslim. Tapi juga non muslim.." Sungguh terobosan yang luar biasa untuk praktik moderasi beragama setelah sebelumnya juga keluar surat edaran (SE) Menteri Agama tentang Pemanfaatan Kantor Kementerian Agama sebagai rumah ibadah bagi pemeluk agama apapun. Selain itu tentu saja, dengan makin meningkatnya profesionalitas, akuntabilitas dan transaparansinya Kemenag akhir-akhir ini yang panjenengan nahkodai.

Tetapi "ledakan" program moderasi beragama yang inovatif dan transpransi di semua birokrasi serta jargon meritokrasi berdasarkan kualifikasi dan profesional ini menyisakan sedikit keganjilan --setidaknya berdasarkan pengalaman saya pribadi. Sekali lagi, sedemikian rupa narasi untuk menghormati perbedaan dipublikasikan, tetapi di lapangan kenyataannya ada banyak hal yang berbeda jalan. Dan, perbedaan itulah yang saya rasakan dan alami sendiri.

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x