Aguk Irawan Kritik Layanan Ramah Lansia dan Disabilitas Haji yang 'Dikomersialkan'

- 13 Juni 2024, 10:54 WIB
Stafsus Kokesra DPR dan Tim Pengawas Haji 2024, Aguk Irawan.
Stafsus Kokesra DPR dan Tim Pengawas Haji 2024, Aguk Irawan. /IST /

KABARCIREBON - Stafsus Kokesra DPR dan Tim Pengawas Haji 2024, Aguk Irawan, mengkritik layanan ramah lansia dan disabilitas haji oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI yang menurutnya perlu dievaluasi karena telah 'komersialkan'.

Aguk menjelaskan, salah satu terobosan pelayanan haji 2024 yang luar biasa adalah meluncurkan tagline yang telah disosialisasikan secara massif, yaitu 'Haji Ramah Lansia'. Menurut catatan Kemenag, jemaah lansia Indonesia sekitar 21,41% atau 45.678 orang. Mereka berusia di atas 65 tahun. 

Jubir Kemenag Anna Hasbie pun, kata Aguk, pernah menjelaskan, layanan jemaah haji lansia dan disabilitas menjadi prioritas Kemenag. Sejumlah ikhtiar telah dilakukan, seperti menempatkan jemaah lansia pada kursi prioritas (bisnis) selama penerbangan, membuka kuota pendamping jemaah lansia, merilis senam haji dengan gerakan ramah lansia, bimbingan manasik yang mengedepankan rukhshah, menu makanan khusus, dan penempatan di kamar hotel lantai bawah.

Baca Juga: Kejuaraan Karate Sirkuit II Jabar Bakal Digelar di Kota Cirebon Akhir Juni

Dari segi visi, misi dan ikhtiar, Kemenag sangat ideal. Di lapangan, tentu sudah banyak berjalan, tetapi sebagian lagi patut dipertanyakan dan bisa dievaluasi, sebab kenyataan di lapangan ada tidak seideal yang dibayangkan. 

“Salah satunya yang membuat saya kaget adalah ketika menyaksikan sendiri layanan ‘komersial’ untuk jemaah lansia dan disabilitas,” ujar Aguk, Kamis (13/6/2024).

Ia pun bersama dengan timwas lainnya mendatangi terminal Syib Amir, yang berlokasi di wilayah Al-Hijrah, Makkah 24241. 

Baca Juga: Ini 6 Langkah Menyiapkan Kucing untuk Diajak dalam Perjalanan, Beri Kesempatan Anabul Meregangkan Kaki

“Jujur, hati serasa teriris ketika mengingat tagline Kemenag ‘Haji Ramah Lansia’.Tetapi setelah dicek, dari sekitar 500-an bus yang disewa oleh pemerintah Indonesia, tercatat hanya ada 20 armada yang mempunyai kursi duduk khusus untuk lansia. Bahkan pengecekan di lapangan ternyata hanya ada 8. Sisanya sama seperti kursi orang normal,” ungkapnya.

Tidak cukup dengan itu, yang lebih menusuk jantung, kata dia, semula mengira bahwa setelah jemaah lansia dan disabilitas turun dari bus, mereka akan mendapatkan fasilitas layanan secara gratis untuk diantar ke Masjidil haram (thawaf dan sai). Sebab di sana, memang sudah banyak para petugas berseragam haji berwarna hitam-putih, khas petugas kita, dengan logo Haji Ramah Lansia. Mereka berkumpul dan bersiap-siap mendorong jemaah. Namun, ternyata mereka memungut bayaran sebesar 300-an riyal hingga 500, tergantung kesepakatan.  

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah