Joo Avokado Ungkap Marketing Langit Bikin Bisnisnya Melejit Omset Miliaran Rupiah

- 16 Juni 2023, 09:30 WIB
Rumah Avokado Jogja, home industry kerajinan tangan bungkus kado/hampers/hantaran, di Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).*
Rumah Avokado Jogja, home industry kerajinan tangan bungkus kado/hampers/hantaran, di Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).* /Erix Exvrayanto

KABAR CIREBON — Rumah Avokado Jogja merupakan usaha bisnis bungkus kado, hampers hingga pernak-pernik hantaran, terbilang sukses di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ialah H. Muhammad Joko yang akrab disapa Joo, ialah pengusaha muda asal Bangkalan, Madura, sukses menjalankan bisnis bungkus kado/hampers/hantaran dengan label merk Avokado Jogja.

Jumat 16 Juni 2023, Joo ditemui di Rumah Avokado, Padokan Kidul, Tirtonirmolo, Kepanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuturkan kisah suksesnya berbisnis bungkus kado.

Baca Juga: Di Arab Saudi Hari Raya Idul Adha Dirayakan Rabu 28 Juni 2023

 Baca Juga: UMY Makin Mendunia, THE Impact Rankings Akui Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kelas Dunia

Joo mengungkapkan dirinya memulai usaha sudah sejak masih mahasiswa di tahun 2007, hanya bermodal alakadarnya dengan menyisihkan uang saku semasa kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) buat dirinya memulai bisnis tersebut.

Start bisnisnya di sepetak kamar kos-kosan dengan hanya menawarkan ke teman-temannya. Lalu, kemudian Joo melihat peluang pasar untuk membuka lapak setiap Minggu pagi pada sebuah pasar tumpah di Universitas Gajah Mada yakni "Sunmor UGM."

Ya, Sunday Morning Universitas Gajah Mada atau Sunmor UGM sangat dikenal di Kota Yogyakarta menjadi sebuah ajang pasar tumpah dengan banyak stan dihadiri banyak pedagang yang memajang rupa-rupa produknya, mulai dari kuliner hingga handicraft hingga alat-alat kebutuhan hidup sehari-hari.

Namun untuk Joo bisa membuka lapak dagangannya di Sunmor UGM ia harus membayar sewa lapak. Untuk itu ia mendapat dukungan modal dari ibundanya sebesar Rp10 juta.

Baca Juga: 2 Pemerkosa SPG dan Pencuri Mobil Dibekuk Polisi di Depok, Satu Lagi di Kuningan

 Baca Juga: KJI 2023 UMY Bongkar Penyebab Sekaligus Mencari Solusi Ketahanan Jembatan di Indonesia

Pada masa itu, Joo mulai berinovasi dengan memproduksi lemari kecil dari bahan kertas karton sebagai tempat menyimpan barang-barang seperti alat tulis bagi anak kos sebagai target segmen pasarnya. Dan ternyata berbuah manis, permintaan pelanggan semakin banyak.

"Alhamdulillah tahun 2008 saya lulus dari HI UMY lalu memberanikan diri untuk mengembangkan usaha bungkus kado ini dengan memasukkan barang dagangan ke Mirota Galery di Malioboro," katanya.

"Ternyata setelah berjalan hari demi hari permintaan dari Mirota Galery Malioboro semakin banyak. Saya lantas merekrut tenaga kerja 2 orang untuk memenuhi target tersebut, dan produksi tak di kamar kos lagi, mulai ngontrak rumah," sambung Joo yang juga dikenal sebagai seniman lukis dan aktor Pantomim ini.

Baca Juga: BREAKING NEWS : Tok, Putusan MK Sistem Pemilu 2024 Coblos Foto Caleg, Sah!

 Baca Juga: Legenda Sensei Omita Olga Ompi Sebut UKM Karate UPN Veteran Yogyakarta Menginspirasi Kampus Lain

Memasarkan produk bungkus kado dan lemari mini anak kos secara tekun dilakoni Joo di lapak Sunmor UGM dan menyuplai ke Mirota Galery Malioboro sampai tahun 2013. Ia pun mengutarakan terjadi keluar masuk pekerja sehingga memperlambat produksi karena harus mengajari setiap tenaga kerja baru.

Kemudian, Joo berpikir bagaimana bisa mengejar target pasar. Lalu ia mulai bekerjasama dengan tukang pemotongan kertas yang menggunakan mesin, sehingga pekerja buruh di Rumah Avokado tinggal merangkai dan memberikan motif artistik saja.

Menginjak tahun 2015, Joo mendapat pesanan lebih banyak lagi dari beberapa toko di Yogyakarta, maka jumlah pekerjanya pun semakin bertambah. Seiring berjalannya waktu Dar keuntungan yang berhasil dikumpulkannya bisa mengakuisisi tempat pemotongan kertas tersebut menjadi milik sendiri.

Baca Juga: Persib Jalankan Menu Latihan Modern ala Tiki Taka Luis Milla, Begini...

 Baca Juga: Kilas Pitulas Refleksi Gempa Jogja 2006 Digelar Pewarta Foto Indonesia

Bahkan, Rumah Avokado mulai kebanjiran orderan bungkus kado dari luar daerah, seperti Semarang, Surabaya, Malang, Cirebon, Bandung hingga Purwakarta. Pada tahun tersebut pula Joo mengendalikan bisnisnya dari Malang, Jawa Timur, setelah menikahi pujaan hatinya yang berasal dari kota apel.

Luar biasanya, kendati bisnis dikendalikan dari jarak jauh namun tak membuatnya sebagai kendala. Usaha Joo semakin maju, ia bisa membeli tanah seharga Rp800 juta di Padokan Kidul, Kepanewon Kasihan, Bantul DIY, yang kemudian ia bangun menjadi Rumah Avokado dengan design begitu artistik indah bergaya design perpaduan ala rumah Amerika dan Jogja.

Joo dan anak istrinya kemudian menetap di sana sampai hari ini sambil terus mengerjakan usaha bisnis bungkus kado tersebut. Bahkan kini pelanggannya sudah merambah ke luar Pulau Jawa, sampai Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Baca Juga: Jelang Persib vs Dewa United dan Persib vs PSS Sleman, 3 Pemain Maung Bandung Cedera

 Baca Juga: Harlah Bung Karno, MPBI Yogyakarta: Soekarno Menggugat Omnibus Law, Kritik Terhadap UU Cipta Kerja

Ditanya rumus sukses bisnis Rumah Avokado dari usaha anak kost hingga berhasil menjadi perusahaan omset miliaran Rupiah, Joo menjawab berkat strategi dan taktik 'Marketing Langit (MK)'."Jadi waktu lulus dari HI UMY saya tak seperti teman mahasiswa lain yang ingin bekerja bahkan mungkin bermimpi ingin jadi Duta Besar. Niat saya ingin hidup bermanfaat dan bukan cari kerja tapi bisa membuka lapangan pekerjaan."

H. Muhammad Joko (depan-kanan) akrab disapa Joo, pengusaha muda Yogyakarta, sukses menjalankan bisnis bungkus kado/hampers/hantaran dengan label merk Avokado Jogja, berkat Marketing Langit tembus omset miliaran Rupiah.*
H. Muhammad Joko (depan-kanan) akrab disapa Joo, pengusaha muda Yogyakarta, sukses menjalankan bisnis bungkus kado/hampers/hantaran dengan label merk Avokado Jogja, berkat Marketing Langit tembus omset miliaran Rupiah.* Erix Exvrayanto

Karena, ungkap Joo yang merupakan lulusan Pondok Pesantren di Jawa Timur ini mengutamakan ungkap pepatah Kiai bahwa 9 dari 10 pintu rejeki adalah dari sektor perdagangan. "Ada hadis yang menyebutkan sembilan pintu rejeki dari sepuluh pintu rejeki Muslim atau bagi umat Islam itu dari perniagaan. Spirit inilah yang memotivasi hidup saya untuk fokus dalam menjalani usaha ini."

Baca Juga: Hasil Timnas Indonesia Ditahan Imbang Palestina, Peringkat Ranking FIFA Indonesia Nambah 1.77 Poin

 Baca Juga: Bandara YIA Makin Ramai! Yuk Jelajahi 5 Wisata Recomended di Kulonprogo Yogyakarta

Ditanya soal bagaimana cara pemasarannya hingga bisa menembus pasar luar Pulau Jawa, padahal Rumah Avokado tidak pernah gencar memasang iklan ataupun berselancar mengenalkan produknya di media sosial (medsos).

Joo mengatakan dengan jalan 'Marketing Langit'. "Jadi saya senantiasa menyeimbangkan antara doa dan ikhtiar, kuncinya selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, rajin beribadah serta memperbanyak amal baik dan shodaqoh membantu orang-orang kurang beruntung."

"Alhamdulillah setiap saya mendapat ujian berupa hambatan dalam usaha pun, Insya Allah berkat doa kita kepada Allah SWT ditambah doa-doa dari orang yang pernah kita bantu, itulah yang membukakan pintu rejeki sehingga melancarkan bisnis Rumah Avokado hingga hari ini," ucap Joo.

Baca Juga: Adil Sah! Pimpin Ikatan Pejajar dan Mahasiswa Kuningan, IPMK Yogyakarta Masa Bakti 2023-2024

 Baca Juga: Baca Doa Ini : Insya Allah Akan Dimudahkan Rejeki dan Harta Halal Berlimpah Berkah

Rumah Avokado Jogja kini total mempekerjakan kurang lebih sebanyak 20 orang karyawan dengan sistem gaji bulanan, ditambah pekerjaan borongan ketika mendapat permintaan pasar dalam jumlah banyak. Dan rencana Joo ke depan ingin membangun pabrik bahan bakunya sendiri sampai distribusi pun tidak menggunakan tangan pihak ketiga lagi. "Saya mohon doanya semoga rencana ini terlaksana baik, sampai mungkin menjadi Perseroan Terbatas (PT) juga."

Demikian kisah inspiratif yang mungkin bisa menjadi motivasi bagi para calon pengusaha untuk memulai bisnisnya.***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah