Gerhana Matahari Hibrida Terekam Satelit Luar Angkasa, Bandingkan Rekaman dari Sudut Pandang Bumi

21 April 2023, 13:55 WIB
Dari kiri, foto bumi tampak dari luar angkasa terekam tertutupi oleh bayangan bulan. Foto kanan, dari sudut pandang bumi tampak sempurna bulan menutupi cahaya matahari ke bumi. Ini adalah momen spesial gerhana matahari hibrida yang terekam kamera.*** /Kabar Cirebon/Foto Gambar Simon Bangga/NCEO/JMA, Twitter Simon Proud dan Foto BMKG./

KABARCIREBON - Gerhana matahari hibrida yang terjadi pada, Kamis, 20 April 2023 sungguh menakjubkan. Momen langka itu tak hanya terekam dari bumi Indonesia. Sejumlah ilmuwan bahkan mengabadikan momen langka itu dari kamera satelit luar angkasa.

Satelit cuaca Himawan Jepang merekam gerhana matahari hibrida 20 April 2023 dari luar angkasa. Hasilnya, bayangan bulan merayap perlahan menutupi bumi dari sinar matahari.

Momen mengagumkan itu terekam dalam sebuah video yang dipercepat menjadi beberapa detik. Hasilnya, bayangan bulan menyapu bumi secara perlahan hingga menutupi bumi lalu dan melewatinya secara perlahan.

Baca Juga: Pertamina Pastikan Stok dan Pasokan Energi di Indramayu Aman

Video menakjubkan tersebut dibagikan dalam laman Twiter Simon Proud, seorang ilmuwan iklim. Durasi video hanya dua detik, tapi momen langka itu sangat mengagumkan dan dilihat puluhan ribu orang dari berbagai negara.

"Pemandangan gerhana hari ini sedikit lebih panjang. Versi kualitas penuh di sini (150Mb)," kata Simon yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Jumat, 21 April 2023.

"Gerhana hari ini terlihat dari jarak 36.000 km oleh satelit cuaca Himawari Jepang! Anda dapat melihat bayangan Bulan diperbesar dari kiri ke kanan," katanya yang membagikan Gambar Simon Bangga/NCEO/JMA.

Baca Juga: Ribuan Warga Muhammadiyah Kabupaten Cirebon Salat Ied dari Taman Parkir Sumber Hingga Masjid Teja Suar

Berdasarkan penjelasan ilmu astronomi, gerhana matahari hybrid terjadi ketika matahari, bulan dan bumi berada tepat satu garis dari sudut pandang bumi.

Matahari Tampak Seperti Cincin

Penampakan puncak gerhana matahari cincin yang diabadikan oleh Tim BMKG dari Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis, 26 Desember 2019. Dok. BMKG

Di tempat tertentu bahkan piringan bulan teramati dari bumi lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga, cahaya matahari tampak seperti cincin.

Yaitu, gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, lalu munculkan bandul cahaya. Maka, disebutlah sebagai gerhana cincin api parsial.

Baca Juga: Arus Mudik di Kuningan Lancar Tapi Waspadai di Hari Libur Lebaran, Lonjakan Kendaraan Bikin Jalan Macet

Sementara di tempat lainnya, piringan bulan teramati dari bumi sama dengan piringan matahari. Sehingga, matahari seakan-akan tertutupi bulan.

Gerhana matahari hibirida merupakan kombinasi dari tiga jenis gerhana di sepanjang lintasan. Sangat berbeda dengan gerhana matahari pada tahun sebelumnya.

Gerhana matahari hibridan merupakan kombinasi dari gerhana cincin api parsial, gerhana matahari total dan annular. Pengamat di satu lokasi tertentu hanya akan melihat salah satu dari jenis gerhana tersebut.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Twitter Simon Proud

Tags

Terkini

Terpopuler