KABARCIREBON - Serangan Hamas yang dilancarkan pada saat fajar bagian serangan terbesar dan paling mematikan ke Israel sejak Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak dalam upaya merebut kembali wilayah yang hilang dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu.
Hamas melancarkan serangan ke wilayah pemukiman Israel pada Jumat, 7 Oktober 2023 dikalim sebagai aksi balas dendam atas serangkaian tindak kekerasan dan kekejaman yang dilakukan Israel di Masjid Al-Aqsa di Jerusalem dan Tepi Barat, serta juga di Jalur Gaza.
Akan tetapi, pemerintah kolisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut serangan itu sebagai bentuk eksalasi kekerasan yang dilakukan pasukan teror Palestina.
Baca Juga: Dorong Budaya Literasi, Polsek Utbar Bagikan Buku ke SDN Samadikun Cirebon
Sedangkan dari mantan pejabat inteliijen dan militer Amerika Serikat mengungkapkan, serangan yang dilancarkan Hamas tersebut untuk mengganggu negosiasi antar Israel dan Arab Saudi, terlebih Riyadh dinilainya berada pada ambang langkah bersejarah untuk menormalisasikan hubungan dengan Israel.
"Ini merupakan perang keliama kami. Perang harus dihentikan. Saya sudah lelah merasakan hal ini," kata Qassab al-Attar, warga Palestina yang menggunakan roda di Jalur Gaza dikutip dari Reuters pada Minggu, 8 Oktober 2023.
Sementara itu, sekutu regional utama Teheran, Hizbullah Lebanon yang berperang dengan Israel pada tahun 2006 mengatakan senjata dan roketnya mendukung perjuangan Hamas.
Baca Juga: Inilah Profil Syekh Fadhil, Cucu Sulthonul Auliya yang Beri Ganjar Amalan Khusus
Puing-puing dari serangan hari Sabtu masih berserakan pada sekitar kota-kota Israel selatan dan komunitas perbatasan pada hari Minggu pagi dan warga Israel masih terguncang melihat mayat-mayat berlumuran darah tergeletak di jalan-jalan pinggiran kota, di dalam mobil dan di rumah mereka.