“Namun, aku tidak bisa menentukan siapa di antara kalian yang harus kusembelih. Oleh karena, aku berniat memanggil juru qidh untuk menentukannya.”
Baca Juga: SWI Rilis 10 Investasi Bodong, Tanpa Izin dari OJK: Ini Nama-namanya
Di hadapan patung dewa tertinggi Ka’bah, juru qidh (Nanak panah) meminta setiap anak menulis namanya masing-masing di atas qidh.
Kemudian, ia mengocok anak panah tersebut di hadapan berhala Hubal. Nama anak yang keluar adalah Abdullah.
Melihat itu, serentak orang orang Quraisy datang dan melarangnya melakukan perbuatan itu.
Baca Juga: Peringati 1 Abad, PCNU Kabupaten Cirebon Gelar NU Bershalawat
“Batalkan keinginanmu, Abdul Muthalib! Mohon ampunlah kepada Hubal supaya kamu bisa membatalkan nadzarmu!”
Sanggupkah Abdul Muthalib menyembelih anak kesayangannya, apalagi tidak ada orang yang menyetujui niatnya itu?
Menemukan Zamzam
Malam harinya, dengan tubuh lelah, Abdul Muthalib tertidur.