KABARCIREBON - Sejak peristiwa yang tidak masuk akal soal pembelahan dada Nabi Muhammad SAW di usia tiga tahun oleh pria berjubah putih, Halimah cemas.
Karena kejadian itu, Halimah sebagai ibu susuan kembali ke Mekah dan menyerahkan Muhammad kepada ibunya.
Aminah menerima kedatangan mereka dengan rasa heran. "Mengapa engkau mengantarkannya kepadaku, wahai ibu susuan?"
Baca Juga: Lirik Lagu Religi Al Ithirof Diambil dari Syair Doa Abu Nawas, Teks Arab dan Terjemahan Indonesia
"Padahal sebelumnya engkau meminta ia tinggal denganmu?" tanya Aminah.
"Ya," jawab Halimah,
"Allah telah membesarkan Muhammad. Aku sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasku,".
"Aku merasa takut karena ada banyak kejadian terjadi padanya. Jadi, ia aku kembalikan kepadamu seperti yang engkau inginkan."
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Aminah.
"Berkatalah dengan benar kepadaku,".
Halimah terdiam sejenak, lalu bercerita dengan rasa berat,
"Ada dua orang berbaju putih membawanya ke puncak bukit. Mereka membelah dan mengeluarkan sesuatu dari dalam dadanya."
Setelah berkata demikian, Halimah mengangkat wajahnya memandang Aminah, tetapi ia terkejut melihat wajah Aminah demikian tenang.
"Apakah engkau takut syetanlah yang mengganggunya? " tanya Aminah.
Halimah mengangguk. "Itulah sebenarnya yang membuatku khawatir sehingga cepat-cepat mengembalikannya kepadamu."
Aminah menarik napas. "Demi Allah," katanya.
"Syetan tidak akan mendapatkan jalan untuk masuk ke dalam jiwa Muhammad.
Sesungguhnya, anakku akan menjadi orang besar di kemudian hari.
Baca Juga: Filipina Diguncang Gempa Magnitudo 6,1 dan 80 Kali Gempa Susulan
Ketika aku mengandungnya, aku melihat sinar keluar dari perutku.
Dengan sinar tersebut aku bisa melihat istana-istana Busra di Syam menjadi terang-benderang.
Demi Allah, aku belum pernah melihat orang mengandung yang lebih ringan dan lebih mudah seperti yang kurasakan.
Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan tangannya di tanah dan kepalanya menghadap ke langit."
Halimah mendengar semua itu dengan takjub. Aminah menyentuh tangan Halimah dan berkata lembut.
Baca Juga: Istimewa, di Cirebon Ada Tempat Kongkow Asyik Namanya Kebon Sufi Digandrungi Mahasiswa Hingga Dokter
"Biarkan ia bersamamu dan pulanglah dengan tenang."
Muhammad kecil pun kembali dibawa pulang.
Namun, lagi-lagi terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat Halimah benar-benar khawatir dan mengembalikan Muhammad kepada ibunya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Orang-Orang Habasyah
"Kak, tunggu!" seru Muhammad sambil berlari menuruni bukit.
Saat itu, usia Muhammad sudah 5 tahun. Ia sedang berlari mengejar saudara-saudaranya, yaitu anak-anak Halimah.
Mereka sedang menggembala kambing.
Baca Juga: Hadis Orang yang Dikucilkan Allah SWT, Tetangga yang Jahat dan Memutus Silaturahmi
"Ayo Muhammad kejar kami kalau bisa!" ujar Syaima, anak perempuan sulung Halimah sambil tertawa.
Anak-anak itu terus bermain. Diam-diam, ada beberapa orang Nasrani dari Habasyah sedang memerhatikan mereka.
"Lihat, Kak!
Itu Ibu datang!" seru Muhammad.
Anak-anak menoleh. Mereka memekik senang melihat Halimah datang menjemput.
Namun, wajah Halimah tampak khawatir.
Baca Juga: Renungi Nasihat Imam Syafi'i Soal Kematian
Ia mencurigai beberapa bayangan yang sedang mengintai sambil berbisik-bisik di kejauhan.
Hatinya makin berdebar ketika orang-orang Habasyah itu datang mendekat.
Tanpa memedulikan dirinya, mereka langsung mendekati Muhammad.
"Paman mau apa?" tanya Muhammad.
"Berbaliklah, Nak!
Kami ingin melihat punggungmu!"
Perintah salah seorang dari mereka.
Baca Juga: Tiba di Sidratulmuntaha, Inilah yang Dilihat dan Didengar Nabi Muhammad SAW (Isra Miraj Bagian 4)
Muhammad membalikkan badan, lalu orang-orang Habasyah itu saling pandang dengan wajah terkejut.
Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka berbalik ke tempat semula dan kembali berunding berbisik-bisik.
"Kalian bermainlah lagi, ibu akan mencari tahu apa yang mereka bicarakan!" kata Halimah kepada Muhammad dan saudara-saudaranya.
Diam-diam, Halimah mendekati tempat orang-orang Habasyah itu berada dan terkejut mendengar apa yang mereka katakan.
Baca Juga: Kisah Sandal Nabi Muhammad SAW Dalam Peristiwa Isra Miraj
"Kita harus merampas anak ini dan membawanya kepada raja di negeri kita.
Kita telah mengetahui seluk beluk tentang dia!
Ada tanda di punggungnya yang meramalkan anak ini kelak akan menjadi orang besar."
Diam-diam, Halimah menjauh,
"Aku harus melarikan Muhammad dari mereka sekarang juga!"
Tanda-Tanda Rasul Terakhir pada Injil
Orang-orang Nasrani Habasyah itu tahu bahwa seorang Rasul terakhir akan dibangkitkan.
Dan mereka diperintahkan mengikutinya seperti yang tertera pada Injil di bagian Kitab Ulangan (18): 15-22,
"Bahwa seorang Nabi di antara kamu, dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini, yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allah-mu bagi kamu, maka dia haruslah kamu dengar."
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Muhammad Menghilang
Halimah cepat-cepat mengajak Muhammad pergi. Namun, dari kejauhan orang-orang Habasyah itu terlihat bergegas mengikuti mereka.
Untunglah Halimah mengenal daerah itu dengan baik, sehingga mereka bisa melepaskan diri dari kejaran orang-orang Habasyah walaupun dengan susah payah.
Tidak berapa lama kemudian, Halimah berkemas menyiapkan Muhammad untuk segera kembali ke Mekah.
Sedih sekali Muhammad harus berpisah dengan saudara-saudaranya.
Baca Juga: Imam Jalaluddin As Suyuthi Lahir di Bulan Rajab, Ini Biografinya
Syaima, Unaisah, dan Abdullah.
"Muhammad, jangan lupakan kami ya?" pinta Syaima dengan mata berkaca-kaca.
Muhammad mengangguk sambil memeluk mereka satu persatu.
Kemudian, berangkatlah Muhammad meninggalkan Dusun Bani Sa'ad dengan semua kenangan indah yang tidak akan pernah hilang dari benaknya seumur hidup.
Halimah mengelus kepala Muhammad penuh sayang. "Bergembiralah, Muhammad. Engkau akan berjumpa dengan ibu dan kakekmu."
Mekah pada malam hari sangat ramai ketika mereka tiba.
Baca Juga: Mengenal Mbah Kuwu Cirebon, Lahir dengan Nama Walangsungsang Populer dengan Sebutan Cakrabuana
Saat melalui kerumunan orang itulah, Muhammad terpisah dan hilang.
Halimah kebingungan. Ia takut orang-orang Habasyah itu diam-diam masih mengikuti mereka dan mengambil kesempatan ini untuk menculik Muhammad.
Sambil menangis, Halimah mendatangi Abdul Muthalib,
"Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan Muhammad, namun ketika aku melewati Mekah Atas, ia menghilang dariku. Demi Allah, aku tidak tahu di mana kini ia berada,"
Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Muthalib berdiri di samping Ka'bah, lalu berdoa kepada Allah agar Dia mengembalikan Muhammad kepadanya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
(Bersambung)
Diambil dari Kulih Siroh Nabawiyah Bagian 13 Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf Benda Kerep Cirebon.