KABARCIREBON - Gempa bumi di Indonesia disebabkan oleh aktivitas pergerakan sesar aktif. Dan sesar aktif ini juga kerap dipicu letusan gunung berapi. Lalu, seperti apa proses terjadinya sesar aktif dan pembentukan gunung?
Informasi yang dihimpun Kabar Cirebon, Indonesia secara geografis berada di antara dua benua dan dua samudera. Posisi geografis tersebut menjadikan Indonesia dilewati oleh 3 jalur lempeng tektonik. Yakni, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam Lempeng Eurasia. Sementara, Lempeng Pasifik bergerak relatif ke arah barat.
Pergerakan lempeng benua dan lempeng samudera terkadang saling mengunci sehingga menyebabkan pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang disebut sebagai gempa bumi. Gempa bumi biasanya terjadi di jalur sesar atau patahan.
Sesar sendiri dibagi menjadi dua. Ada sesar aktif dan sesar pasif. Sesar aktif adalah sesar atau patahan yang memiliki aktivitas pergeseran atau pergerakan yang aktif terjadi. Pergerakan sesar aktif inilah yang mampu memicu terjadinya gempa bumi.
Wilayah yang dilalui sebaran sesar aktif adalah wilayah rawan terjadinya gempa bumi. Hal ini dikarenakan sesar atau patahan berupa area.
Baca Juga: Wacana Penghapusan PPLPD, Mantan Kabid Olahraga Kuningan Sewot dan Minta Tidak Dihilangkan
Secara umum, penyebab terbentuknya sesar adalah akibat adanya gaya pada batuan. Baik berupa gaya menekan, gaya yang menarik, maupun kombinasi keduanya. Sehingga, batuan tidak mampu lagi menahan gaya tersebut.
Pembentukan Gunung
Gunung adalah daratan yang menjulang lebih tinggi dibanding dengan daratan di sekilingnya. Umumnya, kawasan pegunungan memperlihatkan lereng yang curam, area puncak dan rilief lokal yang cukup besar.