Karena itu beliau memerintahkan jin Ifrit, yang mempunyai kemampuan jauh lebih hebat dari kebanyakan bangsa jin, untuk melakukan tugas tersebut.
Jin Ifrit segera menerjunkan diri ke samudra, menjelajah ke segala arah dan sedalam yang ia mampu, dengan kecepatan yang jauh lebih mengagumkan.
Tetapi setelah beberapa waktu lamanya, ia muncul di permukaan tanpa membawa apa-apa dan kemudian berkata:
“Wahai Nabi Sulaiman, aku telah menyelam sejauh yang aku mampu, sampai sekian ribu meter dalamnya ( dua kali dalamnya dari yang diselami jin sebelumnya ) tetapi aku tidak melihat sesuatu yang ajaib dan istimewa yang bisa aku tunjukkan kepadamu.”
Lagi-lagi Nabi Sulaiman tidak puas dengan hasil yang dilaporkan oleh Jin Ifrit itu.
Karena itu beliau berpaling kepada salah seorang punggawanya, Ashif bin Barkhiya, Seseorang yang sangat ahli dan menguasai Kitab Taurat, bahkan Allah menganugerahinya ilmu secara langsung dari sisi-Nya ( Ilmu Ladunni ).
Nabi Sulaiman berkata: “Wahai Ashif, bawakanlah ( tunjukkanlah ) kepadaku, keajaiban apa yang disembunyikan Allah di dalam lautan ini.”
Tidak seperti dua bangsa jin yang segera menceburkan diri ke samudra dan menyelam, Ashif hanya diam sesaat, kemudian menadahkan tangannya ke atas dan berdo'a kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Tidak lama kemudian air laut tersibak dan muncul sebuah kubah besar berwarna putih dengan pintu di empat penjurunya. Pintu pertama terbuat dari intan permata, pintu kedua dari yaqut, pintu ketiga dari mutiara dan pintu keempat dari zabarjud yang berwarna hijau.
Kemudian Ashif bin Barkhiya berkata :