Transformasi Pendidikan, Menyongsong Masa Depan dengan Program Merdeka Belajar

21 Juni 2024, 22:12 WIB
Ilustrasi Program Merdeka Belajar. /IST /

KABARCIREBON - Pendidikan adalah fondasi utama bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam era globalisasi dan digitalisasi saat ini, kebutuhan akan sistem pendidikan yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan perkembangan zaman menjadi semakin mendesak. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

Program ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih fleksibel, kreatif, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Namun, keberlanjutan program ini memerlukan perhatian khusus, terutama dalam menghadapi tantangan masa depan. Artikel ini akan mengulas dasar yuridis, historis, filosofis, dan sosiologis dari program Merdeka Belajar, serta pentingnya keberlanjutan program ini dan dampak negatif jika tidak dilanjutkan.

Secara yuridis, program Merdeka Belajar berlandaskan pada berbagai peraturan perundang-undangan yang mendukung transformasi pendidikan di Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. 

Baca Juga: KAI Buka Rekrutmen Eksternal untuk Empat Formasi

Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024 juga menjadi dasar pelaksanaan program ini. Permendikbud tersebut menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Secara historis, pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai fase perubahan, mulai dari era kolonial, kemerdekaan, hingga reformasi. Setiap fase tersebut membawa perubahan dalam sistem pendidikan yang diimplementasikan. Program Merdeka Belajar adalah bagian dari evolusi ini, yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan dan tantangan dalam sistem pendidikan sebelumnya. Di masa lalu, sistem pendidikan di Indonesia cenderung kaku dan kurang responsif terhadap perubahan zaman. Dengan Merdeka Belajar, diharapkan adanya fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.

Dari perspektif filosofis, Merdeka Belajar didasari oleh pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi unik yang perlu dikembangkan secara optimal. Filosofi ini berakar pada konsep pendidikan yang humanistik, yang menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter, kreativitas, dan keterampilan berpikir kritis. Merdeka Belajar mengusung prinsip bahwa pendidikan harus mampu membebaskan peserta didik dari belenggu ketidakmampuan untuk berpikir dan bertindak secara mandiri.

Baca Juga: Hasil Survei Citra Naik 73,1 Persen, Polri Terus Genjot Kinerja dan Pelayanan Publik untuk Masyarakat

Secara sosiologis, program ini dirancang untuk menjawab tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Pendidikan yang inklusif dan merata menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan mobilitas sosial. Merdeka Belajar bertujuan untuk memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan berkualitas, terutama bagi kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan. Dengan demikian, program ini berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang lebih adil dan berdaya saing.

Program Merdeka Belajar memiliki beberapa tujuan utama, di antaranya: meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan memberikan kebebasan kepada guru dan siswa dalam menentukan metode pembelajaran yang paling efektif, diharapkan kualitas pembelajaran akan meningkat. Mendorong Kreativitas dan Inovasi. Program ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel. 

Tujuan selanjutnya adalah mengurangi beban administratif guru dengan penyederhanaan kurikulum dan evaluasi, diharapkan guru dapat lebih fokus pada proses pembelajaran dan pengembangan diri siswa. 

Baca Juga: Di Kuningan Ada Perkebunan Tembakau Emas Hijau, Bagian Ekonomi Bahas Potensi Petaninya

Kemudian, tujuan lainnya adalah meningkatkan kemandirian dan keterampilan abad 21: Merdeka Belajar menekankan pentingnya keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan di abad 21.

Keberlanjutan Program Kurikulum Merdeka

Mengapa Harus Dilanjutkan? Pertama, peningkatan kualitas pendidikan: Kurikulum Merdeka memungkinkan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. 

Kedua, adaptabilitas terhadap perubahan. Dengan adanya fleksibilitas dalam kurikulum, sekolah dan guru dapat lebih mudah menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

Baca Juga: PPDB Jalur KETM Bantu Anak Melanjutkan Pendidikan di Kota Cirebon

Ketiga, pemberdayaan guru dan siswa. Program ini memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Keempat, pengembangan karakter dan keterampilan: Kurikulum Merdeka tidak hanya fokus pada aspek kognitif tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan hidup, yang sangat penting untuk kesuksesan di masa depan.

Selain dampak positif juga terdapat dampak negatif juga jika tidak dilanjutkan, seperti : stagnasi dalam inovasi pendidikan. Tanpa keberlanjutan program ini, sistem pendidikan mungkin akan kembali ke pendekatan yang kaku dan kurang responsif terhadap perubahan. 

Baca Juga: Sabet 9 Piala, SMP IT Al Khoeriyah Cibingbin Dinobatkan Jadi Juara Umum Gebyar Pramuka Universitas Kuningan

Kemudian, dampak negatif lainnya adalah kesenjangan kualitas pendidikan. Ketidakberlanjutan program dapat memperbesar kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah yang memiliki sumber daya memadai dan yang tidak.

Kurangnya keterampilan abad 21, merupakan dampak negatif lainnya. Tanpa Merdeka Belajar, siswa mungkin tidak akan mendapatkan pembelajaran yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan kritis yang dibutuhkan di dunia modern. 

Dampak negatif lainnya juga adalah minimnya motivasi guru. Guru yang merasa dibebani oleh tugas administratif yang berlebihan mungkin kehilangan motivasi untuk mengajar dengan cara yang kreatif dan inovatif.

Baca Juga: Bayi Kembar Siam Asal Ciawigajah Cirebon Dapat Penanganan di RSHS Bandung

Menurut hemat penulis, program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek merupakan langkah strategis untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Dengan dasar yuridis, historis, filosofis, dan sosiologis yang kuat, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mendorong kreativitas dan inovasi, mengurangi beban administratif guru, serta mengembangkan kemandirian dan keterampilan abad 21. 

Keberlanjutan program ini sangat penting untuk memastikan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terus berkembang dan adaptif terhadap perubahan zaman. Jika program ini tidak dilanjutkan, dampak negatif yang mungkin terjadi adalah stagnasi dalam inovasi pendidikan, peningkatan kesenjangan kualitas pendidikan, kurangnya keterampilan abad 21, dan minimnya motivasi guru. Oleh karena itu, dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga agar program Merdeka Belajar dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh peserta didik di Indonesia.(Oleh: Aan Herdiana M.Sos/Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban)

Editor: Fanny Crisna Matahari

Tags

Terkini

Terpopuler