Ridwan Kamil merespon pertanyaan Ketua PWI Kota Cirebon, Muhammad Alif Santosa terkait bisnis media mainstream yang sedang tidak baik-baik saja di tengah perkembangan teknologi digital.
Menurut Alif, grafik kesejahteraan wartawan tidak menggembirakan di era berkembangnya teknologi digital yang memunculkan banyaknya media sosial. Terbukti, banyak perusahaan media yang terpaksa melakukan PHK kepada wartawan karena tidak sanggup memberikan gaji.
Terkait kondisi bisnis media mainstream yang sedang tidak baik-baik saja, Ridwan Kamil menegaskan, perusahaan media harus beradaptasi dengan arus perkembangan teknologi.
"Perubahan ini tidak bisa dihindari, harus diikuti. Maka saran saya, wartawan jangan hanya bisa menulis tapi juga bisa membuat video dan bisa membuat konten di seluruh media sosial. Makanya, handphone wartawan harus yang bagus, karena sekali meliput bisa untuk menulis dan membuat video," kata Ridwan Kamil.
Ia mengakui mendapat banyak informasi banyak platform media sosial yang bisa monetisasi atau menghasilkan uang dari konten. Seperti Youtube, Tiktok, Instagram dan banyak lagi.
"Nah wartawan dan perusahaan media harus memanfaatkan itu. Saya juga kemungkinan kalau sudah tidak jadi gubernur, bisa saja bikin konten di media sosial. Instagram saya, followersnya 20,5 juta. Syukur-syukur kalau nanti ada perusahaan yang mau endors," katanya.
Kendati begitu, Ridwan Kamil mengaku bangga dengan wartawan di Jawa Barat. Karena, saat ini, indeks kemerdekaan pers di Jawa Barat meningkat tajam. Peringkat kedua terbaik se Indonesia. Sebagai gubernur, Ridwan Kamil mendukung penuh kebebasan pers di Indonesia.***