KABARCIREBON - Jemaah haji Indonesia bakal menghadapi suhu panas Arab Saudi yang berada di atas 40 derajat celcius. Bahkan, kondisi ini akan terus meningkat hingga mencapai 50 derajat celcius.
Secara umum, calon haji yang mengalami sakit berusia tua atau lanjut usia (lansia). Sebagian besar mengalami gangguan metabolik, diabetes, jantung, paru, dan demensia atau pikun.
Kondisi itu juga diperparah mengingat suhu udara di Madinah yang terik saat ini mencapai 40-44 derajat celcius. Petugas haji di sana terus mengedukasi jemaah agar memakai topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan dan sesuaikan aktivitas ibadah dengan kondisi tubuh.
Baca Juga: Pemberangkatan Jemaah Haji 2024 Dimulai, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Pastikan Stok Avtur Aman
Termasuk juga menganjurkan minum oralit. Oralit dinilai berfungsi memberikan cairan pengganti apabila mengalami dehidrasi karena suhu udara panas di Madinah khususnya dzuhur hingga Ashar.
Cuaca panas di Indonesia dengan Arab Saudi berbeda. Di Indonesia suhu panas maksimal 33-35 derajat celcius dengan kelembaban di atas 60 persen.
Sementara di Arab Saudi kelembabannya kering di bawah 50 persen dan suhu panas di atas 40 derajat celcius bahkan mencapai 50 derajat. Makanya jangan heran jika di Arab Saudi meski panas namun kulit tidak mengeluarkan keringat.
Padahal keringat berfungsi untuk pertahanan tubuh melawan panas dengan membuat permukaan kulit menjadi lebih dingin.
Ada tiga dampak cuaca panas di Arab Saudi secara umum bagi jemaah haji Indonesia. Pertama, infeksi saluran pernapasan atau ISPA ditandai dengan batuk.