Lengkap, Berikut Isi Seruan Para Guru Besar UI Jelang Pemilu 2024

- 2 Februari 2024, 16:43 WIB
Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan sikap terhadap situasi politik dan demokrasi Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI) mendeklarasikan sikap terhadap situasi politik dan demokrasi Indonesia menjelang Pemilu 2024. /Antara/Yulius Satria Wijaya/

KABARCIREBON - Lengkap, inilah isi seruan para guru besar UI (Universias Indonesia) jelang Pemilu 2024. Keresahan sekaligus kegeraman rupanya menyelimuti para guru besar Kampus Perjuangan, Universitas Indonesia jelang Pemilu 2024.

Rasa, cemas, resah dan geram dari para guru besar itu pun berwujud dalam bentuk pernyataan sikap dan seruan yang ditujukan kepada para pejabat, perguruan tinggi se Tanah Air dan seluruh masyarakat Indonesia.

Seruan kampus perjuangan Universitas Indonesia tersebut dibacakan bersamaan dengan kegiatan Dies Natalies ke-74 Universitas Indonesia, Jum'at 2 Februari 2024. Seruan kebangsaan didasari pada sebuah kesadaran bahwa perguruan tinggi harus menjadi mata air bagi masyarakat.

Genderang Bertalu Kembali, UI Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia Rapatkan Barisan Kawal Pemilu
Genderang Bertalu Kembali, UI Ajak Seluruh Masyarakat Indonesia Rapatkan Barisan Kawal Pemilu

Seruan Kebangsaan Kampus Perjuangan disampaikan langsung Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Harkristuti Harkrisnowo. Berikut Isi Seruan Kebangsaan.

Baca Juga: Deklarasi, Keluarga Besar Alumni Gontor Siap Menangkan Pasangan AMIN

Seruan Kebangsaan Kampus Perjuangan

Genderang Universitas Indonesia Bertabuh Kembali

Kampus kami adalah kampus perjuangan, yang melahirkan para petarung yang berdiri paling depan dalam menghadap berbagai peristiwa berat bangsa ini.

Para pendahulu kami bahkan telah menumpahkan darahnya. Sebut saja Arif Rahman pada tahun 1965 dan Yun Hap di Tahun 1998.

Tak terbilang pula mereka yang dipenjara tanpa pengadilan tahun 1974 dan 1978 karena menolak penguasa yang otoriter.

Baca Juga: INGIN JADI POLISI Sejati, Polres Majalengka Gelar Tradisi Pemberatan bagi Puluhan Bintara Remaja

Sungguh pun kami nampak diam, seakan kami tenggelam dalam kerja-kerja akademis di ruang kelas, ruang seminar, laboratorium, dalam tumpukkan buku atau menulis gagasan diujung pena, kami tetap mewaspadai hidupnya demokrasi dan mewaspadai pula kodrat kedaulatan tetap di tangan rakyat.

Lima tahun terakhir utamanya menjelang pemilu 2024, kami kembali terpanggil untuk menabuh genderang, membangkitkan asa memulihkan demokrasi negeri yang terkoyak.

Negeri kami nampak kehilangan kemudi akibat kecurangan dalam perebutan kuasa. Menggerus keluhuran budaya serta kesejatian moral bangsa.

Baca Juga: Sepktakuler Kobbie Mainoo! Manchester United Cetak Tambahan Gol ke-Wolves: Setan Merah Selamat dari Kekalahan

Kami, warga dan alumni UI prihatin atas hancurnya tatanan hukum dan demokrasi, hilangnya etika bernegara dan bermasyarakat terutama korupsi, kolusi dan nepotisme yang telah menghancurkan kemanusian serta merampas akses keadilan pada kelompok-kelompok miskin.

Terhadap berbagai hak yang berkaitan dengan kelayakan hidup, keserakahan atas nama pembangunan tanpa naskah akademik yang berbasis data, tanpa kewarasan akal budi dan kembali nafsu keserakahan, telah menyebabkan semakin punahnya sumber daya alam, hutan, air, kekayaan di bawah tanah dan laut memusnahkan keanekaragaman hayati dan hampir semua kekayaan bangsa kita.

Mereka lupa bahwa di dalam hutan, di pinggir sungai, danau dan pantai, ada orang, ada manusia, ada flora dan fauna, dan keberlangsungan kebudayaan masyarakat adat, bangsa kita, bangsa Indonesia.

Baca Juga: Warga Desa Tegal Wangi 'Curhat' Soal Rotan, Ratnawati Carikan Solusi

Kami resah dan sekaligus geram atas sikap tindak para pejabat, elite politik dan hukum yang mengingkari sumpah jabatan mereka untuk menumpuk harta pribadi, menumpuk kekuasan, membiarkan negara tanpa kelola, dan digerus korupsi yang memuncak menjelang Pemilu.

Kami cemas, kegentingan saat ini akan menghancurkan masa depan bangsa kita dan keindonesiaan

Mr. Supomo, salah satu perumus konstitusi UUD 1945, rektor UI 1951-1954 berpesan agar sivitas akademika UI dengan otomoni atau kebebasan akademik yang melekat harus bisa merebut zaman keemasan Sriwijaya yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kesejahteraan

Maka berdasarkan ruh kebebasan akdemik yang kami punya, kami berdiri di sini, mengajak bangsa IUndoensia untuk segera merapatkan barisan.

Baca Juga: Bawaslu RI: Ujung Tombak Pengawasan Pemilu, Pengawas TPS Harus Aktif dan Progresif

1. Mengutuk segala bentuk tindakan yang menindas kebebasan berekspresi.

2. Menuntut hak pilih rakyat dalam pemilu dijalankan tanpa intimidas, tanpa ketakutan berlangsung secara jujur dan adil.

3. Menuntut agar semua ASN, pejabat pemerintah, TNI dan Polri bebas dari paksaan untuk memenangkan salah satu paslon.

4. Menyerukan agar semua perguruan tinggi di seluruh tanah air mengawasi dan mengawal secara ketat pelaksanaan pemungutan suara serta penghitungannya di wilayah masing-masing.

Mari kita jaga bersama demokrasi dan negara kesatuan republik indonesia yang kita cintai dan banggakan.***

Editor: Muhammad Alif Santosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x