6 Keanehan Pembuatan Replika Pedati Gede Cirebon di Atas Taman BAT, Suara Gaib Hingga Muncul Mahkota

11 Maret 2023, 10:36 WIB
6 keanehan pembuatan Pedati Gede Cirebon, ini kesaksian Dedi Syafriadi (kanan) tim ahli yang juga alumni ITB. /Kolase Kabar Cirebon/Foto Muhammad Alif Santosa/

KABARCIREBON - Pembuatan replika Pedati Gede Cirebon tidaklah mudah. Tingkat kesulitannya sangat tinggi. Unsur gaib juga mewarnai pembuatan replika kendaraan dakwah Mbah Kuwu Cirebon itu.

Seperti diketahui, Pedati Gede adalah kendaraan Mbah Kuwu Cirebon atau Pangeran Cakrabuana untuk melakukan dakwah pada abad 15.

Saat ini, Pedati Gede Cirebon yang asli disimpan di Pekalangan. Disebut Situs Pedati Gede Pekalangan.

Baca Juga: OPPO Resmi Meluncurkan Smartphone Pintar Reno8 T 5G, Pembeli Maret - April 2023 dapat Kesempatan Nonton UEFA

Pedati Gede Cirebon ini juga pernah digunakan untuk mengangkut logistik dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang diprakarsai Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga.

Namun, dengan didasari kecintaan terhadap daerah, replika Pedati Gede Cirebon ini berhasil dibuat dan didirikan di atas taman BAT Kota Cirebon.

Lantas siapa sosok di balik seksesnya pembuatan Taman Pedati Gede Cirebon? Ya, replika Pedati Gede Cirebon adalah hasil kerja tim ahli yang sebagian besar merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga: SMAN 3 Kuningan Raih Prestasi Kejuaraan dari Mulai Tingkat Kabupaten hingga Provinsi

Mereka bahu membahu membuat replika Pedati Gede benar-benar mirip dengan aslinya. Berbagai riset mereka lakukan agar monomen replika Pedati Gede Cirebon ini berdiri kokoh dan kuat baik ketika panas maupun guyuran hujan deras.

Tingkat kesulitannya luar biasa. Mulai dari yang menyangkut teknis pengerjaan, bahan-bahan, teknologi, sumber daya manusia, hingga sesuatu di luar nalar manusia.

Lantas, keanehan apa saja yang terjadi saat replik Pedati Gede Cirebon dibuat. Berikut wawancara Kabar Cirebon dengan Dedi Syafriadi salah satu tim yang juga alumni ITB dan Direktur Bimbingan Belajar Lilo Sketza Cirebon.

Baca Juga: Pertanian yang Rahmatan Lil'alamiin di Kuningan, Seperti Apakah?

1. Ngukur Diameter Roda Selalu Tidak Pas

Seperti diketahui, roda Pedati Gede Pekalangan cukup banyak. Panjang sampai 15 meter. Ada 12 roda. Namun yang terpasang hanya delapan roda. Roda-roda yang lain dilaporkan hilang dan terbakar.

Tim melakukan riset dengan studi lokasi dan literasi. Muncul beberapa asumsi, jika replika dengan menggunakan 12 roda, 8 roda atau 4 roda dan sebagainya. Akhirnya disepakati yang diambil 8 roda.

Baca Juga: BPK akan Menindaklanjuti 10 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Studi lapangan pedati gede dimulai dari pengukuran bagian per bagian. Membuat pola ukir pada bagian tertentu, mendokumentasikan retakan pada permukaan kayu jati yang sdh berumur 700 tahun lebih melalui foto dan video.

Mengukur tingkat kegelapan warna kayu, mempelajari struktur tulang konstruksi utama pedati yang bisa knock down atau sistem lepas pasang atau asjustable. Untuk dibuat gambar kerja terukur, detail, animasi struktur pedati dan membuat model utuh skala 1:10.

Setelah model skala 1:10 selesai dan disetujui Wali Kota, barulah kemudian dibuat gambar kerja untuk replika pedati gede dengan ukuran aslinya, yaitu skala 1:1.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Bakal Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU Majalengka di Talaga. Ini 5 Agenda Acara Akbarnya

"Kami ngukur di lapangan, baru muncul yang aneh-aneh. Kami ngukur roda-roda. Secara logika kalau di jumlah itu sama. Kita ambil diameter 2 meter. Maka kalau 4 roda itu ketemu 8 meter,"

"Tapi yang terjadi selalu tidak pas. Kurang dari delapan meter. Dihitung lagi lebih dari 8 meter. Itu terjadi dari jam 11 siang sampai 9 malam, nggak ketemu ukurannya," kata Dedi Dedi Syafriadi didampingi Sobirin yang juga tim pembuat dan Etza Tadikara, Owner Lilo Sketza Cirebon.

2. Ziarah dan Gelar Berbagai Ritual

Tak dipungkiri, banyak keanehan yang dialami oleh tim saat proyek pembuatan replika Pedati Gede Cirebon ini ketika hendak dikerjakan. Seperti barang miliki tim hilang misterius, mimpi yang aneh-aneh dan hal ghaib lainnya.

Baca Juga: KABAR MAJALENGKA : Cegah Potensi Kecelakaan, Astra Tol Cipali Kembali Pasang Stiker Pemantul di Truk dan Mobil

Namun, semua itu berakhir setelah tim melakukan ziarah dan berbagai ritual sesuai arahan dari sesepuh. Ziarah dilakukan ke Makam Mbah Kuwu Cirebon dan tokoh yang membuat Pedati Gede.

Setelah melakukan ziarah dan ritual kecil, barang-barang yang tadinya hilang tiba-tiba muncul. Dan muncul petunjuk-petunjuk yang secara tidak disadari membantu mempercepat pelaksanaan pembuatan replika Pedati Gede Cirebon.

3. Ada Mahkota di Replika Pedati Gede Cirebon

Setelah replika Pedati Gede Cirebon nyaris rampung, ada amanah dari pemda dan sesepuh Cirebon agar memasukkan sepotong kayu pedati asli di replika yang sedang dibuat.

Baca Juga: Jumat Curhat Kapolres MAJALENGKA: Menampung Aspirasi Warga secara Langsung

Sebab, awalnya direncakan replika Pedati Gede Cirebon menggunakan kayu jati tua. Tapi persoalannya, jati di atas usia 50 tahun itu jadi hutan lindung sehingga tidak boleh main tebang sembarangan.

Nah, akhirnya hasil riset tim menemukan bahan yang tepat adalah composit. Yakni rangka besi dilapisi bahan yang benar-benar mirip kayu jati aslinya dan tahan cuaca baik saat panas maupun hujan.

"Nah potongan kayu itu, harus dimasukan ke replika yang kita bikin ini. Ukurannya kecil, balok berukuran sekitar 25 centimeter lebar 15 centimeter. Kami terima sudah dibungkus kain dan cuma satu," ujarnya.

Baca Juga: KABAR MAJALENGKA : Anggota DPR RI KH Maman Imanulhaq Desak Kemenkes Benahi Manajemen Rumah Sakit di Indonesia

Uniknya, potongan kayu tersebut selalu wangi. Lalu dibawa ke Workshop di Bandung. Anehnya, salah satu tim yang bikin replika mimpi tiga hari berturut-turut. Pesannya, potongan kayu itu jangan disimpan sembarangan.

"Kita berpikir disimpan di mana yang cocok. Kita coba masukkan di tempat duduk kusir. Tidak masuk. Di bagian bawan, juga tidak ada tempat. Di depan juga tidak masuk,".

"Lalu secara spontan teruncap ya udah di sini ajah, begitu dipasang cocok. Setelah kita lihat ternyata itu adalah kepala pedati. Kita nggak sadar itu kepala pedati, pas banget,".

Baca Juga: Sinergikan Program dan Kegiatan, Petani dan Komunitas Kopi MAJALENGKA Didorong Membentuk Wadah Organisasi

"Jadi potongan kayu itu adalah mahkota dari Pedati Gede Cirebon. Kayu tersebut kami cor, berada di dalam dan sudah menyatu dengan replika Pedati Gede," katanya.

4. Harus Dipasang Tujuh Orang dan Muncul Ucapan Gaib

Setelah potongan kayu berhasil dipasang sebagai mahkota replika Pedati Gede Cirebon diungkapkan Dedi Syafriadi, Pak Omen yang bekerja membuat rangkaian replika mendengar ucapan gaib dalam bentuk ucapan selamat.

"Itu aneh. Dan, uniknya lagi ketika kami datang ke dinas dan ziara ke makam, dapat petunjuk dari sesepuh bahwa yang harus melakukan pemasangan tujuh orang,".

"Padahal, kami tidak memberi tahu bahwa memang sebenarnya yang mengerjakan replika hingga pemasangan adalah tujuh orang. Jadi sesuai, ini di luar nalar kami juga," katanya.

Baca Juga: MAJALENGKA: Berikan Layanan Prima Pada Pengguna Jalan,Astra Tol Cipali Perlebar LAJUR Jalan Tol dari 2 Jadi 3

5. Tiga Hari Tidak Tidur Kondisi Tetap Fresh

Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis secara mengejutkan meminta agar pemasangan replika Pedati Gede Cirebon dimajukan menjadi tanggal 12 November 2022.

Padahal, berdasarkan jadwal tanggal 10 Desember dikirim ke Cirebon untuk dipasang dan dirakit. Karena jadwal peresmian tanggal 22 Desember 2022.

"Kami kaget karena pedati masih berantakkan. Kami nggak yakin bisa selesai secapat itu. Kami sepakat lembur. Dan alhamdulillah, tanggal 8 November selesai dikerjakan di Bandung,".

Baca Juga: Usung Konsep Lebih Kekinian, Atlet Menembak Nasional Ini, Membuka Cafe Tentang Kopinya di Cirebon

"Dan anehnya ketika kita bawa ke Cirebon, itu hampir tiga malam yang kerja tidak tidur. Tapi anehnya, kondisi mereka fresh dengan semangat yang menggebu-gebu," katanya.

6. Bantuan Tenaga di Luar Dugaan

Pada tanggal 9 November 2022, tim berangkat dari Bandung pukul 21.00 WIB membawa replika Pedati Gede. Tiba di Cirebon pukul 02.00 WIB dini hari.

Lalu, replika dibawa ke lokasi pukul 03.00 WIB dan dirakit mulai jam 9 pagi. Sebab, jam 7 pagi ada ritual kecil. Setelah itu, dipasang sampai jam 11 malam dan tidak selesai. Lalu dilanjutkan kesokan harinya. Dan sepertinya tidak mungkin kelar.

Baca Juga: Kondisi Jalan Rusak di Kabupaten Cirebon Masih 282 KM, Butuh Anggaran Pemeliharaan Sebesar Rp26 Miliar

"Dan anehnya lagi, yang tadinya kerja sekian orang tiba-tiba semuu orang datang dan merasa terlibat. Jadi kami mendapat bantuan tenaga dari banyak orang. Mulai dari PKL, tukang becak, Satpol PP semua menarwarkan jasa," katanya.

Berkat bantuan orang-orang yang datang di luar dugaan itu, pemasangan replika Pedati Gede Cirebon dapat dipasang sesuai permintaan Wali Kota Cirebon.

Demikian keanehan-keanehan yang dialami tim ahli pembuat Pedati Gede Cirebon, meski masih banyak lagi keanehan yang tidak terungkapkan.***

Dapat informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler