Raja Talaga Manggung semasa hidupnya memiliki dua orang anak yakni Ratu Simbarkencana dan Raden Panglurah. Ratu menikah dengan Palembang tinggal di kerajaan, sedangkan Raden Panglurah memilih jalan bertapa dalam menapaki kehidupannya. Peristiwa diperkirakan terjadi sebelum abad ke-15 M.
Baca Juga: Omzet Meningkat, Usaha Konfeksi Mulai Menggeliat
Namun lama-kelamaan prilaku suaminya akhirnya terbongkar oleh isterinya sendiri. Sehingga ia ingin melakukan balas dendam. Pada saat suaminya (Palembang Gunung) tidur nyeyak, ditikam oleh tusuk konde ratu Simbar Kencana, sehingga ia pun mati seketika pula.
Lalu kerajaan kala itu belum ada pemimpinya, sehingga Raden Panglurah yang baru pulang bertapa disuruh menggantikannya. Tapi ketika tiba di SituSangiang beliau merasa kaget, karena keadaan keraton (raja) sudah musnah hanya nampak situ.
Ia pun mendapat kabar dari orang yang bertemu di tempat itu, jika keraton sudah dipindah tempat ke Walang Suji atau Desa Kagok Kecamatan Talaga kalau saat ini. Raden Panglurah meminta kepada Ratu Simbar Kencana agar melanjutkan pemerintahan. Sedangkan dirinya menyusul ayah handanya turun ke Situ Sangiang lalu menghilang.
Baca Juga: Piala AFF 2022, Akhir Pahit bagi Timnas
Kemudian, setelah Palembang Gunung meninggal dunia. Ratu Simbar kencana menikah lagi deangan Raden Kusumalaya Ajar Kutamangu. Ia merupakan keturunan Galuh dan mempunyai putra bernama Sunan Parung. Dialah yang melanjutkan kerajaan setelah Ratu Simbarkencana meninggal dunia.
Kemudian, Sunan Parung mempunyai putra bernama Ratu Parung, melanjutkan kerajaannya dengan mempunyai suami Raden Rangga Mantra, Putranya Raden Munding Sari Agung, keturunan Prabu Siliwangi dari Padjajaran. Sejak itu Raden Rangga Mantri dan Ratu Parung berpindah agama dari Budha menjadi Islam, melalui kepemimpinan Sunan Gunung Djati Cirebon. Raden Rangga Mantri setelah memeluk Islam, namanya diubah menajdi Prabu Pucuk Ulum.
Baca Juga: Dua Gol Cepat Vietnam Hapus Impian Indonesia Jadi Juara Piala AFF 2022
Hingga saat ini, banyak warga masyarakat dari berbagai penjuru daerah yang berziarah ke makam Sunan Parung untuk mencari keberkahaan. Bahkan setelah ziarah ada yang langsung mandi di Situ Sangiang.Jika ada yang kawenehan (kebetulan) termasuk melihat ikan berukuran raksasa, itu hanya terlihat di atas saja, setelah hilang kembali. Itulah sejarah singkatnya perjalanan Talaga Manggung dengan silsiah kerajaanya. Dengan beragam mitos dan legenda yang turut mewarnainya. ***