Sebab, awalnya direncakan replika Pedati Gede Cirebon menggunakan kayu jati tua. Tapi persoalannya, jati di atas usia 50 tahun itu jadi hutan lindung sehingga tidak boleh main tebang sembarangan.
Nah, akhirnya hasil riset tim menemukan bahan yang tepat adalah composit. Yakni rangka besi dilapisi bahan yang benar-benar mirip kayu jati aslinya dan tahan cuaca baik saat panas maupun hujan.
"Nah potongan kayu itu, harus dimasukan ke replika yang kita bikin ini. Ukurannya kecil, balok berukuran sekitar 25 centimeter lebar 15 centimeter. Kami terima sudah dibungkus kain dan cuma satu," ujarnya.
Uniknya, potongan kayu tersebut selalu wangi. Lalu dibawa ke Workshop di Bandung. Anehnya, salah satu tim yang bikin replika mimpi tiga hari berturut-turut. Pesannya, potongan kayu itu jangan disimpan sembarangan.
"Kita berpikir disimpan di mana yang cocok. Kita coba masukkan di tempat duduk kusir. Tidak masuk. Di bagian bawan, juga tidak ada tempat. Di depan juga tidak masuk,".
"Lalu secara spontan teruncap ya udah di sini ajah, begitu dipasang cocok. Setelah kita lihat ternyata itu adalah kepala pedati. Kita nggak sadar itu kepala pedati, pas banget,".
"Jadi potongan kayu itu adalah mahkota dari Pedati Gede Cirebon. Kayu tersebut kami cor, berada di dalam dan sudah menyatu dengan replika Pedati Gede," katanya.