Selangkah Lagi, Mobil Listrik Garapan Anak SMK Terwujud

31 Agustus 2021, 20:20 WIB
KETUA Pembimbing pembuatan mobil listrik, Arif Rahman Hakim dan mantan wali kelas siswa perakit mobil Ace memperlihatkan mobil listrik yang dinamai Perikesit ERV milik SMK 1 Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. Mobil listrik tersebut dirakit oleh para siswa sekolah selama dua tahun lebih.* Tati/KC

MAJALENGKA, (KC Online).-

Mobil listrik yang dinamai “Perikesit ERV” milik SMK 1 Lemahsugih, Kabupaten Majalengka yang dirakit para siswa sekolah tersebut, sudah dua tahun lebih terparkir di ruang laboratorium sekolah setempat. Mobil tersebut tidak dipakai, apalagi dikembangkan karena dukungan yang kurang.

Mobil listrik berwarna silver berkapasitas 2 orang hingga 3 penumpang, dengan lebar 1,20 meter dan panjang 2,50 meter  ini sempat menjadi kebanggaan sekolah kejuruan yang berada di bawah Gunung Cakrabuana. Sebuah sekolah yang baru berdiri selama kurang lebih 10 tahun. Sekolah ini berada di perbatasan antara Majalengka dan Sumedang.

Menurut keterangan salah seorang guru yang juga menjadi ketua pembimbing pembuatan mobil listrik, Arif Rahman Hakim, mobil tersebut dibuat tahun 2018 dan sempat diikutsertakan pada pameran pendidikan kejuruan Eiptech XII tingkat Jawa Barat di Kabupaten Garut .

Pembuatan mobil listrik metic digagas kepala Sekolah SMK 1 Lemahsugih saat itu Ahdin. Dia ingin sekolahnya mampu menciptakan inovasi baru dan terbarukan, walaupun sekolahnya berada di pinggiran, jauh dari kota, namun siswanya harus lebih maju dari orang kota itu sendiri.

“Waktu itu Pak Kepala menantang para siswa untuk menciptakan sebuah karya fenomenal, yang katanya walaupun berada di kampungnn, warga  yang kebanyakan petani dan sekolah baru namun pikirannya  harus lebih maju. Itu menunjukkan bahwa orang kampung tidak kampungan, namun harus serba bisa,” ungkap Arif.

Menjawab tantangan tersebut ada sejumlah siswa yang memiliki talenta tinggi terhadap otomotif, di antaranya Diandi Saputra yang kini telah bekerja di PT Tempo Grup, Anggi, Derizal serta Jafar Sidik dan tiga teman lainnya dibimbing sejumlah guru pembimbing, yakni Arif Rahman Halim, Jeje Jaenal Arifin, Dian Herdiansyah,  Candrawata dan Hanif yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda berupaya membimbing para siswa untuk membuat sebuah kendaraan listrik.

“Ketika itu lagi ramai-ramainya mobil listrik, sehingga diciptakan mobil listrik. Tidak sempurna memang karena dikejar waktu ingin mengikuti pameran, jadi kendaraan dibuat secara maraton oleh para siswa, ada beberapa barang yang dibeli dari luar, motor listrik dari Jogya, kontroler juga dari luar hingga mencari ke Semarang. Kalau badan kendaraan full dibuat sendiri, demikian juga dengan rangka dan sebagainya,” beber Arif.

Butuh waktu

Maklum pembuatan mobil tersebut hanya dalam waktu dua bulan, sementara pembuatan badan mobil butuh waktu lama, terutama mencetak badan mobil yang terbuat dari fiber dengan tingkat kesulitan yang paling tinggi dan lama. Pembuatan diawali mendisain, disain rangka dengan menggunakan  tripleks,  kemudian mencetak fiberglas yang dicetak di ruang laboratorium otomotif.

Untuk pembuatan fiber tersebut harus belanja bahan baku dari Bandung, seperti halnya campuran resin, serat fiber, beruntung salah seorang instruktur Hanif  berasal dari Bandung sehingga bisa belanja sambil pulang.

Untuk membuat rangka berasal dari besi holom demikian juga untuk sasis dan kaki-kaki. Sedangkan untuk shockbeker menggunakan shockreker sepeda motor.

“Semua peralatan kami buat, awalnya kami terlebih dulu membeli mesin las, mesin pres dan sebagainya. Yang membeli hanya shockbrker serta motor listri dari Jogyakarta seharga Rp 10.000.000,” ungkap Ase guru lainnya.

Kendaraan tersebut berdaya 1.000 watt, untuk lampu kendaraan kapasitas batrenya hanya 12 volt, tegangannya sebesar 28 volt. Jarak jangkau lampu kendaraan sepanjang 5 meteran. Ketinggian badan kendaraan dari permukaan tanah sekitar 20 cm, rodanya menggunakan ban sepeda motor. Total pembuatan mobil listrik ini menghabiskan dana kurang lebih sebesar Rp 100.000.000.

Setelah diuji coba kendaraan mampu melaju sekitar 20 km per jam,  hanya setelah itu harus dicas kembali selama 10 jaman. Kelemahannya memaang kayak batere sekarang sudah pakai livium, sedangkan batere ini batere lama yang menggunakan cairan sehingga cepat habis, kurang bisa menyimpan arus

“Berdasarkan keterangan dari LIPI yang kebetulan usai mengikuti pamerant, tim mengatakan dari sisi fungsional bisa, hanya sisi penampilan kurang. Maklum kami ada   keterbatasan alat,” sebut Arif.

Dia mengaku ketebalan badan kendaraan  fiber hingga 5 cm, juga cat yang tidak mengkilap  kondisi ini terjadi karena dikejar waktu. Kalau saja waktu cukup bisa ketebalan fiber bisa sempurna juga dasar cat. “Maklum semua dibuat para siswa yang baru memulai tahap belajar,” katanya.

Sejak menciptakan mobil listrik peminat masuk ke jurusan otomotif motor dan mobil semakin tinggi, hanya dibatasi masing-masing 2 rombel karena keterbatasa ruang kelas dan lainnya. Total rombel untuk semua jurusan di sekolah di SMK Lemahsugih sendiri mencapai 30 rombel, dengan lima jurusan masing-masing RPL (rekayasa perangkat lunak), otomotif, akuntansi, TKJ (teknik komputer jaringan) dan farmasi.(Tati)

Editor: Ajay Kabar Cirebon

Terkini

Terpopuler