Tahun Kelinci Air, Toto: Doa Warga Tionghoa Memohon Kesehatan, Keselamatan, Panjang Umur dan Banyak Rejeki

22 Januari 2023, 22:32 WIB
Baksos menjadi tradisi perayaan Imlek di Kabupaten Kuningan /Iyan Irwandi/

KABARCIREBON - Pada imlek ke-2.574 Kongzili atau tahun baru menurut penanggalan lunar (penanggalan China), warga keturunan Tionghoa  Kabupaten Kuningan berharap terjadi perubahan kehidupan yang lebih baik.

Apalagi imlek tahun 2023 ini, merupakan tahun kelinci air yang identik dengan kepemilikan sipat dan karakter kelembutan. Sehingga selama kurun waktu tersebut selalu diberikan kemudahan dalam segala hal.

"Doa warga Tionghoa memohon kesehatan, keselamatan, panjang umur dan banyak rejeki," kata Ketua Yayasan Klenteng Kun An Tong Kabupaten Kuningan, Toto Heryanto, Minggu 22 Januari 2023.

Baca Juga: Pantangan Imlek, Ini yang Wajib Diketahui Masyarakat Tionghoa

Menurut Toto, warga keturunan Tionghoa di kota kuda cukup banyak terutama yang tinggal di seputaran perkotaan tapi ada pula berdomisili di sekitar Kuningan timur. Serta tidak sedikit yang berkerja dan berusaha di luar daerah.

Maka dari itu, dalam menghadapi imlek tahun ini, dilakukan beberapa kegiatan sosial untuk berbagi rejeki dengan masyarakat kurang mampu. Baik yang tinggal di sekitaran klenteng maupun sekretariat HIMAKU di Kelurahan Cijoho Kecamatan Kuningan.

Karena 15 hari sebelumnya, ia bersama dengan jajaran pengurus klenteng mengumpulkan beras serta uang dari rekan-rekan pengusaha yang ada di Kabupaten Kuningan dan yang memiliki usaha di luar daerah untuk menyukseskan tradisi imlek.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek, Yang Sudah Bekerja Wajib Beri Angpau, Jika Tidak Dia Bakal Kehilangan...

Plus membersihkan seluruh penjuru ruangan dan memandikan patung para dewa yang ada di klenteng.

"Imlek di Kabupaten Kuningan dirayakan oleh semua warga keturunan Tionghoa sehingga tidak memilah-milah agama," tuturnya.

Warga keturunan Tionghoa, Suryono Yanuar (60 tahun), membenarkan. Bahwa setiap tahun termasuk tahun 2023, pihak klenteng melakukan bakti sosial (baksos) dengan mendermakan sebagian harta untuk dibagikan terhadap warga kurang mampu.

Baca Juga: Dalam Perayaan Imlek, Akan ada Kesialan dan Kematiaan, Bila Kita Langgar dari Beberapa Makna Filsofinya

Sedangkan kegiatan pada pelaksanaan hari H-nya, para keturunan Tionghoa biasanya saling memberikan hormat dengan mengepal kedua tangan. Tangan kanan yang melambangkan seorang ibu, didekap tangan kiri melambangkan ayah.

Hormat tersebut mengandung arti, seorang istri dilindungi suami, si lemah dilindungi si kuat, kakak melindungi adik. Atau intinya, selaku manusia harus ingat jadi diri dan asalnya dari mana.

"Meski imlek identik dengan angpau (amplop merah) tapi tidak menjadi keharusan. Biasanya pemberian tersebut dilakukan oleh orangtua pada anaknya atau dari keluarga mampu ke kurang mampu," tuturnya. (Iyan Irwandi/KC)***

Editor: Iyan Irwandi

Tags

Terkini

Terpopuler