KABARCIREBON-Pondok Pesantren Bina Insan Mulia menggelar kegiatan dialog pendidikan dengan menghadirkan dua tokoh pembaharuan pendidikan nasional yakni Prof. Dr. KH. Asep Saipuddin Chalim, MA dan KH. Imam Jazuli, Lc.MA. Kehadiran mereka dapat membangkitkan semangat ratusan peserta yang hadir pada kesempatan tersebut.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon KH. Imam Jazuli, Lc.MA mengatakan, selama ini ribuan bahkan jutaan alumni pesantren belum banyak berkontribusi terhadap bangsa dan negara ini. Hal ini dibuktikan dari hasil riset yang dilakukan DR. Ubaydillah Anwar, terhadap pondok modern.
"Alumni pondok pesantren yang sukses itu hanya 4-5 % saja yang berkontribusi pada bangsa dan negara ini, jumlah ini sangat kecil dan ini tentunya menjadi masalah kita bersama,"katanya.
Maka dari itu para tenaga pendidik di Pesantren Bina Insan Mulia harus mengkader santrinya menjadi pemimpin. Jika lulusan pesantren hanya bisa diterima dan melanjutkan perguruan tinggi agama, seperti STAIN, UIN, IAIN peluang pekerjaannya sedikit.
Semuanya jorjoran berebut menjadi guru, tidak siap menjadi birokrasi, politisi, atau posisi strategis lainya, maka ini akan menjadi masalah baru.
“Saya berani mendeklrasikan Ponpest Amanatul Ummah Moejokoerto Jawa Timur sebagai salah satu pesantren NU terbaik yang didirikan Kiai Asep. Kiprahnya dalam dunia pendidikan pesantren sangat masyhur dan terkenal di berbagai daerah di tanah air,"ujarnya.
Menurut dia, berbagai terobosan pendidikan pesantren yang beliau lakukan telah banyak menginspirasi dan membuat tercengang banyak orang. Bagiamana tidak, output pesantren nya hampir 80% diterima diberbagai kampus negeri seperti ITB, UI, UGM dan lain-lain.
Lalu, 15 % nya diterima di kampus Internasional berbagai negara dan 5% nya diterima di kampus elit swasta. "Tentu perestasi ini sangat langka," ujar. Kiai Imam.
Seperti diketahui Bina Insan Mulia Pesantren tergolong baru. Namun meski baru merangkak sudah berhasil mengirimkan ratusan santrinya kuliah di Al Azhar Kairo Mesir. Bahkan puluhan alumninya terseber do negara timur tengah.
Ada pula yang di Negara Taiwan, Jepang dan Australia. Keberhasilan pesantrennya itu salah satunya tidak terlepas dari menimba ilmu pesantren dari Prof Dr Asep Saefuddin Chalim, MA.
"Kehebatan kiai Asep ini seperti virus lagunya Slank, menjadi inspirasi dan motivasi pesantren NU di seluruh tanah air ini,". tutup kiai Imam.
Menanggapi hal itu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim tetap tawadhu. Menurut dia, dalam mewujudkan cita-cita luhur yang dalam membangun pesantren seperti disampaikan KH Imam Jazuli ini membutuhkan proses dan kerja keras serta kerja cerdas. Dan tak lupa melibatkan Allah Swt dalam setiap gerak langkahnya.
Hal itu dialami oleh dirinya saat mendirikan Pesantren Amanatul Ummah. Diawali dengan cita-cita yang tinggi, dengan memilih tanah yang menakutkan, membiayai dengan cara mencicil, lokasinya tidak strategis.
Namun putera pendiri Nahdlatul Ulama ini menyampaikan bahwa lokasi pesantren yang dibangunnya ini kedepan, akan menjadi pusat peradaban dunia, karna jika tidak disampaikan maka wali santri tidak jadi menitipkan anaknya.
"Kita harus banyak belajar dari berbagai hal, dan terus melakukan inovasi dalam membangun pesantren, sesuai kondisi saat ini. Tak lupa juga, untuk selalu berserah diri kehadiran Allah SWT usai melakukan ikhtiar. Itu gambaran umum membangun pesantren agar terus maju,"ungkapnya.
Pada dialog itu juga dilaksanakan tanya jawab di antaranya Kepala SMK Bina Insan Mulia, Ust. Lili Toyibin, SE. MPd. Dari pertannyaan itu diberikan penjelasan yang luar biasa baik kia Asep maupun kiai Imam.
Pesantren Bina Insan Mulia memiliki misi utama di tahun 2028 kedepan, memilki 1000 lulusan S1, S2 dan Doktor luar negeri untuk pembangunan bangsa Indonesia yang lebih baik.**