Telur Ayam Ras Menjadi Penyebab Utama Inflasi di Kabupaten Kuningan

25 Juni 2023, 06:00 WIB
BI Perwakilan Cirebon menyerahkan bantuan pertanian kepada kelompok tani di sela-sela kegiatan HLM di Wisata Desa Bumi Pelangi Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana. /Iyan Irwandi/KC/

KABARCIREBON - Komoditas yang menjadi penyebab utama terjadinya inflasi di Kabupaten Kuningan adalah telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah dan cabai merah.

Hal tersebut jangan dianggap sepele tetapi harus disikapi secara serius oleh pemerintah beserta pihak terkait lainnya untuk mencari solusi terbaik.

Apalagi, berdasarkan data perkembangan inflasi Kota Cirebon sebagai patokan inflasi Kabupaten Kuningan.

Baca Juga: CATAT, Ini Jadwal Layanan SIM Keliling di Wilayah Kabupaten Kuningan

Menunjukan, bahwa inflasi Bulan Mei secara year on year sebesar 4,57 persen. Atau lebih tinggi dari inflasi Provinsi Jawa Barat yang hanya 4,32 persen dan nasional sebesar 4 persesn.

"Empat jenis komoditas tersebut menjadi penyebab utama inflasi di kota kuda," kata Wakil Bupati Kuningan, H.M. Ridho Suganda, Rabu 21 Juni 2023.

Namun yang lebih khususnya lagi adalah komoditas cabai dan bawang karena selalu menjadi penyebab utama inflasi melonjak tinggi.

Baca Juga: 10 Nomor Telepon Penting di Kabupaten Kuningan yang Bisa Dihubungi dalam Keadaan Darurat, Ini Daftarnya

Sedangkan mengacu pada neraca pangan tahun 2022, Kabupaten Kuningan pun mengalami defisit komoditas bawang merah dan bawang putih.

Sehingga sebagai langkah konkrit, pemerintah daerah (Pemda) mengupayakan peningkatan produktivitas di sektor hulunya.

Sementara itu, Desa Babakanmulya Kecamatan Jalaksana yang dijadikan sebagai lokasi pembahasan high level meeting (HLM).

Baca Juga: Kuningan Ngotot Minta Kompensasi Air Bersih Naik Lagi Menjadi Rp300/m3, Cirebon Hanya Sanggup Rp250/m3

Merupakan salah satu wilayah unggulan penghasil cabai dan bawang merah serta penghasil jagung pipil dan ubi jalar. Ditambah keunikan memiliki potensi Wisata Desa Bumi Pelangi.

Dua potensi tersebut sangat prospektif untuk lebih dikembangkan secara linear dan terpadu.

Karena dengan sarana dan prasarana serta produktivitas pertanian yang baik, tidak menutup kemungkinan potensi pertanian ke depannya bisa diintegrasikan dengan Wisata Desa Bumi Pelangi.

Baca Juga: Kasat Intelkem Tergeser Kasat Bimas, Kapolres Kuningan Merombak Pasukannya

Sehingga nantinya menjadi wisata pertanian terpadu atau agrowisata. Hal itu membutuhkan dukungan banyak pihak untuk dijadikan target jangka panjang.

Namun dengan berbagai pertimbangan teknis dan prospek ke depannya, harus ada pula inisiasi program pengembangan pertanian terpadu (integrated farming) untuk Desa Babakanmulya.

"Target jangka panjang serta langkah konkrit menjadi solusi upaya pengendalian inflasi sekaligus sebagai program unggulan tim pengendali inflasi daerah (TPID)," ujarnya.

Baca Juga: Diskopdagperin Kuningan Gelar Pelatihan Koperasi Keren & Modern serta UMKM Naik Kelas

Ia menekankan, bahwa kunci keberhasilan dari suatu program adalah kesungguhan dan ketekunan dalam merencanakan, melaksanakan.

Serta pengawasan program itu sendiri sehingga jika sumber daya terbatas, harus diperbanyak kolaborasi.

Berkaitan dengan HLM, Ridho berterima kasih kepada Bank Indonesia (BI) Cirebon karena telah memfasilitasi pelaksanaannya.

Sekaligus mengapresiasi atas kehadiran semuanya anggota TPID Kabupaten Kuningan yang masih tetap konsisten bersama-sama melangkah dalam upaya pengendalian inflasi.

TPID ini telah dan akan selalu dituntut untuk bekerja keras dalam mengendalikan inflasi.

Sehingga dalam pertemuan HLM harus benar-benar dimanfaatkan untuk mencari solusi.

Sekaligus menyusun strategi kebijakan dalam menghadapi permasalahan inflasi secara aktual.

"Permasalahan inflasi sangatlah fluktuatif sehingga kalau memungkinkan, HLM harus dirutinkan setiap trimester," ucapnya. (Iyan Irwandi/KC) ***

Dapatkan informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News

Editor: Iyan Irwandi

Tags

Terkini

Terpopuler