KABARCIREBON - Dalam menghormati keberagaman, sejumlah siswa di SD Negeri (SDN) Gandasari 2, Desa Gandasari, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka turut lakukan perayaan Natal di sekolah setempat pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Dari informasi yang diperoleh kabarcirebon.com, diketahu jika jumlah siswa di sekolah tersebut hampir 50 persennya penganut agama Islam, sedangkan selebihnya beragama Kristen.
Kepala SDN Gandasari 2, Rina Suprihatin menyampaikan, di sekolahnnya seluruh siswa diberikan edukasi tentang makna tolerasi beragama.
Baca Juga: Chefis Resto dan Ponpes Al Bahjah Berkolaborasi Sampaikan Pesan Cinta
Salah satu pendidikan toleransi beragama yang diterapkan pada sekolahan tersebut yakni melalui kegiatan hari-hari besar keagaman yang kerap dirayakan di sekolah secara bersama.
Misalnya, dalam memperingti Maulid Nabi Muhammad SAW yang telah diperingati dalam beberapa bulan sebelumnya, para siswa baik beagama Islam atau Kristen bersama-sama memperingatinya.
Bahkan para orangtua dan siswa yang beragama Kristen bersama-sama membawa beragam makanan untuk kegiatan Maulid Nabi di sekolahan
Atau kegiatan Rajaban dan setiap usai lebaran sekolah juga menyelenggarakan halal bil halal untuk saling maaf memaafkan.
“Dan saat ini, menjelang Natal 2023 dan tahun baru, siswa yang beragama Nasrani merayakan natal bersama dilingkungan sekolah, dimana siswa yang beragama Islam ikut melihat perayaan natal tersebut, mereka melihat teman temannya menari dan menyanyi di acara itu. Mereka ikut merasakan suka cita teman temannya yang beragama kristen dan berbagi kado.” kata Rina.
Hanya untuk perayaan natal menurut Rina baru kali ini di coba dilaksanakan,
Rina Suprihatin bersama para guru mengaku akan terus mengedukasi anak didiknya untuk menanamkan rasa toleransi dalam beragama, tindakan saling menghargai antar umat beragama sebagai wujud Bhineka Tunggal Ika.
"Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang saat ini. Contoh toleransi antar umat beragama yang bisa dilihat dan diterapkan adalah hidup berdampingan secara damai, dengan individu atau kelompok yang memiliki keyakinan agama berbeda tanpa ada tindakan diskriminasi, atau bahkan kekerasan seperti yang ada di SDN 2 Gandasari yang saya pimpin", ujar Rina Suprihatin.
Tujuan toleransi beragama menurut Rina adalah untuk meningkatkan iman dan ketakwaan masing-masing penganut agama dengan kenyataan ada agama lain.
"Kita sebagai umat yang menganut ajaran agama, semakin menghayati dan memperdalam ajaran agama dan berusaha untuk mengamalkannya, mencegah terjadinya perpecahan antara umat beragama akibat perbedaan", katanya.
Guru Agama Islam SDN 2 Gandasari Adang Sudarno mengatakan, memupuk semangat toleransi di lingkungan sekolah merupakan kewajiban para guru agar semua murid bisa memahami dan saling menghargai sehingga tercipta kehidupan beragama yang harmonis.
Melalui kegiatan seperti ini tidak hanya sebatas seremonial perayaan hari besar agama, akan tetapi juga menanamkan rasa kebersamaan sehingga jauh dari prasangka dan intoleransi.
"Toleransi antar umat beragama harus ditanamkan sejak anak-anak duduk di bangku sekolah. Hal ini bertujuan untuk membentuk karakter anak agar kedepannya dapat menerapkan nilai-nilai toleransi di masyarakat", pungkas Adang Sudarno.
Sementara itu pada acara perayaan natal di sekolah, semua murid nampak suka cita, ada yang mengenakan topi santa claus dan berbaju merah, menari dan menyanyi. Sejumlah murid yang beragama Islam menganakan kerudung menyaksikan pentas teman- temannya.
Di bagian depan juga terdapat pohon natal ditempeli bintang – bintang sebagai aksesoris natal. Hadir pada acara tersebut Ketua Komite Sekolah juga sejumlah orang tua murid. (Tati/KC)***