KABARCIREBON- Upaya yang dilakukan Bupati Cirebon, H Imron, untuk memajukan Kabupaten Cirebon terus dilakukan. Hingga di akhir masa jabatannya ini, orientasi Bupati Imron tetap fokus untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya.
Salah satu upaya yang dilakukan kemajuan Kabupaten Cirebon adalah dengan memperkuat kembali sinergitas dengan Pendamping Desa (PD) yang sebelumnya sempat terputus akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pilkada Cirebon, PDI Perjuangan Buka Peluang dengan Partai Lain
Menurut Imron, sinergitas Pemkab Cirebon dengan PD mutlak diperlukan. Pasalnya, PD adalah orang-orang yang mengetahui persis tentang kondisi dan sejumlah permasalahan yang ada di desa. Karena itu, Ia mengaku sangat membutuhkan masukan dan saran dari PD dalam upayanya memajukan Kabupaten Cirebon.
"Melalui halalbihalal dengan pendamping desa ini kami ingin masukan-masukan dari mereka tentang masalah desa," kata Bupati Imron usai halalbihalal dengan Pendamping Desa di Pendopo Bupati, Jalan Kartini, Kota Cirebon, Selasa (16/4/2024).
Ia mengatakan, dengan mengetahui kondisi dan permasalahan yang ada di desa, pihaknya dapat melakukan tindak lanjut baik melalui program ataupun cara lain yang secara tepat.
"Karena program Kabupaten Cirebon Maju ini dari desa. Kalau desa maju maka Kabupaten Cirebon juga akan bisa maju. Makanya saya ingin tahu permasalahan dan potensi desa yang bisa dikembangkan di desa itu," kata Imron.
Untuk bisa menjadikan desa di Kabupaten Cirebon maju, kata Imron, syaratnya harus dilihat dulu potensi dan beragam permasalahan yang dihadapi desa. Melalui sinergitas dengan PD ini, Imron berharap dapat mengurai berbagai permasalahannya dan kemudian menggarap potensi yang ada.
Baca Juga: Mengenal Sosok Gus Abe, Figur Muda Kandidat Cabup Cirebon dari PKB yang Kuliah di Jerman
"Permasalahannya kita tangani, dan potensinya kita gali," bebernya.
Ia mengakui, sinergitas dengan PD dari seluruh desa di Kabupaten Cirebon ini baru terjalin lagi setelah pandemi Covid-19 berlalu.
"Tadinya (sinergitas, red) kami dengan pendamping desa ini terputus karena ada Covid-19. Karena waktu itu tidak boleh ada kegiatan berkumpul, baru sekarang kami jaring lagi masukan-masukan dari mereka," ungkapnya.***