Ada Wisata Baru di Cirebon Timur, Dari Jeglugan Sewu hingga Kolam Renang Dadakan

- 22 Februari 2021, 21:12 WIB
 HALAMAN balai Desa Mekarsari, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, yang diterjang banjir pada Jumat (19/2/2021).* Supra/KC
HALAMAN balai Desa Mekarsari, Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, yang diterjang banjir pada Jumat (19/2/2021).* Supra/KC

CIREBON, (KC Online).-

Cirebon timur kini mendapat julukan baru, yakni daerah kaya “potensi wisata”, mulai “jeglugan sewu” hingga “kolam renang” yang sangat luas. Mungkin inilah gambaran yang terjadi di jalan poros Kabupaten Cirebon, Desa Paburanwetan Kecamatan Pabuaran.

Di jalan poros tersebut kini mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga diistilahkan sebagai “jeglugan sewu”. Begitu juga banjir bandang yang terjadi di Desa Mekarsari dan Desa Gunungsari Kecamatan Waled, yang diistilahkan sebagai “kolam renang” yang sangat luas.

Menurut Kuwu Desa Pabuaranwetan, Abdul Machsus, kondisi jalan yang mengalami kerusakan sangat parah berada di sepanjang jalur ekonomi pasar Desa Pabuaranlor dan Pasar Pabuaranwetan.

"Panjangnya sekitar 800 meter, sepanjang jalan rusak. Apalagi usai hujan turun, pengguna jalan harus menepi ke emper kios dan warung-warung sekitarnya, yang berada di tepi jalan tersebut. Hal itu karena pengguna jalan, terutama pemotor yang tidak ingin terjebak dalam kubangan yang dalam," sebutnya, Senin (22/2/2021).

Pria yang biasa dipanggil Machsus menjelaskan, kondisi jalan berlubang dan berlumpur sangat menggangu pengguna jalan, khususnya pemotor. Sehingga, tak heran muncul istilah “jeglugan sewu”. Selain itu, minimnya Penerangan Jalan Umum (PJU), berdampak pada banyaknya insiden terjatuhnya pemotor yang melintas karena terjebak jalan berlubang.

"Kondisi jalan tersebut perlu secepatnya diperbaiki, guna meminimalisasi kecelakaan dan para pedagang bisa lebih nyaman berjulan, tanpa khawatir pembeli tertabrak kendaraan. Kemungkinan besar penyebab jalan rusak dikarenakan kiri-kanan jalan belum memiliki drainase (saluran). Sehingga kalau hujan, air semua mengumpul ke jalan yang pada akhirnya jalan cepat rusak," jelasnya.

Dirinya mengharapkan pihak terkait, khususnya Dinas PUPR segera melakukan perbaikan jalan sekaligus membuat saluran di tempat tersebut. "Semoga tahun ini realisasi perbaikan jalan guna memudahkan pengguna jalan dalam beraktivitas serta masyarakat merasa  nyaman saat berbelanja di pasar," harapnya.

Senada dikatakan Kuwu Desa Mekarsari, Jayus. Setiap penghujan, masyarakat khawatir terjadi banjir. "Yang utama penanganan setelah banjir, antara lain normalisasi Sungai Ciberes dan Bendung Ambit hingga saluran sekunder. Pendangkalan sungai, bendung dan saluran menjadi salah satu penyebab banjir terjadi. Sehingga perlu secepatnya dinormalisasi. Lumpur dari normalisasi harus diangkut keluar dari sekitar lokasi agar tidak kembali masuk. Selain itu, respon cepat dari pihak terkait sangat diperlukan saat banjir," ungkapnya.

Jayus menuturkan, masyarakat sepertinya sudah frustasi dengan kejadian banjir, sehingga merasa sudah terbiasa. "Hampir tiap hari banjir terjadi, namun terkesan minim penanganan. Sehingga masyarakat kesal dan menganggap banjir menjadi kejadian biasa. Padahal bila Pemerintah peka, perkataan warga 'sudah biasa', mestinya menjadi cambuk untuk segera mengatasi pasca banjir. Bahkan ada istilah, banjir yang terjadi merupakan 'kolam renang' dadakan," tuturnya.

Jayus menceritakan, sekitar 2017 Sungai Ciberes dinormalisasi berikut perbaikan tanggul dan banjir dapat diminimalisasi. Normalisai sungai ini harusnya dilakukan setiap tahun.

"Sedimen lumpur yang tinggi di Sungai Ciberes dan Bendung Ambit, mengakibatkan daya tampung air minim, kemudian terjadi banjir. Selain itu, saluran sekunder yang mengalir ke desa-desa mengalami hal serupa (dangkal), maka air melimpas ke jalanan dan rumah warga," ceritanya.

Dirinya mengharapkan, pihak terkait menangani banjir yang menjadi langganan di wilayahnya. "Perlu juga komunikasi dengan Pemda Kuningan, karena material galian dari hulu terbawa hujan masuk ke sungai dan mengalir ke Sungai Ciberes juga Bendung Ambit," tambahnya.(Supra)

Editor: Ajay Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah