KABARCIREBON- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon melaksanakan kegiatan Penilaian Kinerja Delapan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Cirebon 2024, di Ruang Suparman Kantor Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, Jumat (31/5/2024).
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, mengemukakan, penurunan stunting menjadi salah satu major project dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 guna mencapai misi SDM Unggul, Indonesia Maju.
Baca Juga: Polri Tangkap Buronan Thailand Paling Dicari
Ia menyebutkan, permasalahan stunting yang multi dimensi ini membutuhkan sinergi antar seluruh pihak.Karena stunting bukan hanya masalah kesehatan. Tetapi berdampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, motorik dan sosial anak.
“Anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami keterlambatan belajar, mudah sakit, dan memiliki produktivitas yang rendah di masa depan. Sehingga menjadikan stunting sebagai ancaman terhadap generasi penerus bangsa," tuturnya.
Menurutnya, Kabupaten Cirebon sebagai daerah dengan populasi yang besar di Jawa Barat, memiliki tantangan yang besar dalam menangani isu stunting. Jika merujuk pada hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon meningkat 4,3 persen dari sebelumnya 18,6 persen di 2022 menjadi 22,9 persen di 2023.
"Meski angka capaian Kabupaten Cirebon meningkat tetapi kita harus tetap berupaya untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan target nasional yaitu 14 persen di 2024," katanya.
Ia mengemukakan, penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi merupakan proses penilaian kemajuan kinerja Kabupaten Cirebon, dalam melakukan upaya untuk memperbaiki dan melaksanakan intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi.