Wajah-wajah Sumringah Menghiasi Perayaan Imlek, Shio Macan Air, Emosi Harus Terkendali

- 1 Februari 2022, 21:45 WIB
 WARGA Tionghoa Cirebon melakukan sembahyang di Klenteng Welas Asih, Kota Cirebon, Selasa (1/2/2022).* Fanny/KC
WARGA Tionghoa Cirebon melakukan sembahyang di Klenteng Welas Asih, Kota Cirebon, Selasa (1/2/2022).* Fanny/KC

Menyalakan lilin dan kembang api, lanjutnya, sudah menjadi salah satu tradisi Imlek. Menurut Jeremy Huang, keberadaan lilin dan kembang api yang dinyalakan menjelang Imlek tak lepas dari sebuah pepatah China.

"Yòng àixīn diǎn liàng shēngmìng jìngwèi shàngdì, zūnxíng shàngdì de jiè mìng (用爱心点亮生命敬畏上帝,遵行上帝的诫命). Artinya, terangi kehidupan dengan amal dan takutlah akan Tuhan, ikutilah perintah Tuhan," paparnya.

Konon, lanjutnya, menurut sebuah cerita rakyat kuno ada binatang mengerikan yang disebut Nian. Nian selalu menakut-nakuti penduduk desa ketika Imlek. Binatang ini dipercaya memiliki kepala seperti singa, tapi bertanduk tajam yang digunakan untuk menyerang mangsa. Nian hidup di hutan belantara, bawah laut, atau, pegunungan dan akan keluar ketika tengah malam untuk memangsa penduduk desa, terutama anak-anak.

"Penduduk desa pun akan bersembunyi dan melarikan diri sebelum matahari terbenam untuk menghindari Nian," sambung Jeremy Huang.

Suatu saat, seorang lelaki tua berambut perak datang kepada penduduk desa dan berjanji akan mengusir Nian selamanya. Saat malam tiba, lelaki tua itu mengenakan pakaian merah, menyalakan lilin, dan menembakkan bambu sebagai bentuk awal petasan, untuk menakuti Nian. Upaya itu berhasil dan menggembirakan penduduk desa.

Halaman:

Editor: Ajay Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah