Network
KABARCIREBON - Selain lato-lato, bocah-bocah di kawasan Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, menikmati waktu liburannya bermain jangkungan.
Jangkungan merupakan permainan tradisional semacam egrang. Sebuah kayu yang diikat bersambung, ada pijakan kakinya, dan tingginya bisa mencapai setengah meter hingga ada juga yang melebihi satu meter.
Jangkungan cukup populer di sekitaran Kecamatan Plered, di mana masyarakat desa di sekitar kawasan kecamatan ini tiap tahun selalu ikut acara budaya 'Memayu Buyut Trusmi'. Dalam acara budaya ini tak pernah absen anak-anak hingga pemuda yang berpartisipasi bermain jangkungan dan merupakan hiburan tersendiri bagi penonton.
Karena sudah mengakar, akhirnya permainan tradisional ini sering dimainkan oleh anak-anak di Kecamatan Plered. Tak heran, jika memasuki Desa Kaliwulu, banyak anak-anak yang sedang memainkannya. Mereka tidak takut jatuh meski harus berjalan dengan ditopang oleh kayu yang cukup tinggi.
Seperti yang dilakukan oleh Dimas, Dimas Wahyu, Aril, dan juga Zaki. Empat sekawan ini asyik bermain jangkungan di suasana Sabtu (7/1/2023) sore yang mendung sehabis hujan, di Desa Kaliwulu.
"Senang aja gitu main ini, baru pertama kali main gini soalnya lihat waktu acara memayu di Trusmi," ujar Dimas.
Bocah-bocah berusia 12 tahun-13 tahun ini mengaku tak kesulitan mencari bahan-bahan untuk membuat jangkungan.
"Tinggal cari kayu, disambungin, diikat, juga dipaku. Awalnya sih takut, tapi lama-lama asyik," kata Ariel.
Soal jatuh, menurut Ariel, itu hal yang biasa. Ia mengaku saat jatuh memang sakit, tapi bisa bangun lagi dan terus berjalan.
"Enggak sampai patah kok kakinya. Bisa bangun lagi kalau jatuh," ujarnya.
Bermain jangkungan sendiri bisa melatih fokus anak-anak, dan sukses mengalihkan perhatian anak dari handphone.(Fanny)
