Omzet Meningkat, Usaha Konfeksi Mulai Menggeliat

- 9 Januari 2023, 19:35 WIB
SEJUMLAH pekerja tengah menjahit pakaian di  Sentra Industri Kecil dan Menengah di ruas Jalan Lingkar Utara Majalengka, Senin (9/1/2023). Sejumlah pengusaha konfeksi mengaku usahanya mulai bangkit setelah pandemi.*
SEJUMLAH pekerja tengah menjahit pakaian di Sentra Industri Kecil dan Menengah di ruas Jalan Lingkar Utara Majalengka, Senin (9/1/2023). Sejumlah pengusaha konfeksi mengaku usahanya mulai bangkit setelah pandemi.* /Tati/Kabar Cirebon/

KABARCIREBON,- Usaha konfeksi di Sentra Industri Kecil dan Menengah di ruas Jalan Lingkar Utara Majalengka mulai menggeliat. Bahkan sejumlah pengusaha menyebut omzetnya naik signifikan dibanding beberapa waktu lalu saat pandemi Covid-19.

 Manajer konfeksi pakaian gamis perempuan dan laki-laki, Ceceng Wasjam mengungkapkan, belakangan ini industrinya mulai bangkit seiring dengan banyaknya permintaan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam sehari pesanan sempat mencapai sebanyak 400 peaces, sehingga pengerjaan pun  terus di pacu.

“Alhamdulillah sekarang permintaan naik tajam, karyawan juga ditambah,” katanya.

Baca Juga: Air Sungai Meluap, Tali Baja Jembatan Gantung Putus

 Ia menyebutkan, sebelumnya jumlah karyawan di bawah 30 orang, kini sudah bertambah menjadi 70 orang.  Karyawan terbanyak untuk penjahit pakaian, beberapa orang untuk nyeterika pakaian jadi serta pengemasan  barang untuk langsung dikirim ke gudang selanjutnya ke konsumen.

 Menurutnya penjualan sebanyak itu  seluruhnya dilakukan melalui online di Shofee. Sedangkan penjualan ke toko tidak dilakukan dengan beragam alasan. Di antaranya mematok harga sangat murah, tidak sebanding dengan ongkos produksi dan keuntungan yang diperoleh.

 Untuk gamis dewasa dibandrol seharga antara Rp 100.000 hingga Rp 160.000, sedangkan gamis anak-anak dibandrol Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung bahan dan ukuran.

Baca Juga: Anda PNS Kompeten, Ada Lowongan Jabatan Eselon II

“Pernah ngirim ke toko tapi dia mematok harga sangat murah hanya Rp 60.000. Padahal dianya sendiri menjual dengan harga lumayan mahal. Jadi akhirnya ya sudah kami ful ke jualan online yang uangnya cepat dan tidak macet,” tuturnya.

 Kenaikan omzet penjualan juga diungkapkan pengusaha konfeksi kaos Dedi Herdiana yang membuka konfeksi di Sikim. Dia mengaku usahanya sempat anjlok bahkan nyaris berhenti gara-gara Covid-19, namun kini usahanya mulai bangkit, setelah pandemi berlalu serta berkat jalinan kerja sama dengan temannya.

Bahkan selam Desember 2022, dia mempu mengirim barang kaus ke Kalimantan hingga 2.000 peaces. Karena banyaknya pesanan dia menambah karyawannya agar target pengerjaan bisa lebih cepat selesai.

“Waktu Covid beberapa bulan nyaris berhenti usaha. Sekarang saya bekerjasama dengan teman, pesanan lumayan banyak.” katanya.

Dia tak hanya memproduksi untuk dikirim ke luar Pulau Jawa, namun juga mengerjakan pesanan dari wilayah Majalengka, terutama untuk kaus seragam sekolah dan organisasi.

Baca Juga: Kapolres Cirebon Kota Minta Anggota tidak Bergaya Hidup Mewah

Pengusaha lainnya asal Kadipaten yang juga memproduksi barang di Sikim terus memenuhi pesanan untuk dijual di Pasar Trusmi serta pesanan sejumlah toko pakaian di Trusmi. Kaus yang dibuatnya bermotif batik megamendung khas Cirebon.

Para pengusaha ini juga menyebutkan, untuk saat sekarang bahan bakupun mudah diperoleh. Berbeda dengan pada saat Covid berlangsung untuk memperoleh bahan baku kain sangat sulit, malah harus antre atau menyimpan uang lebih dulu di pabrik.

“Sekarang mah kain juga mudah, tidak perlu menunggu lama,” ujarnya.*

Editor: Tim KC 1

Sumber: Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah