Pengamat Sebut Keberanian Erick Thohir Diperlukan dalam Sepakbola Tanah Air

- 27 Februari 2023, 13:53 WIB
Direktur Eksekutif Gerbang Informasi (GI) Miqdad Husein
Direktur Eksekutif Gerbang Informasi (GI) Miqdad Husein /
KABARCIREBON - Terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI seperti angin segar di tengah kegersangan dunia sepakbola nasional. 
 
Kemudian, mencuat harapan besar terhadap kemajuan dunia sepakbola Indonesia. Menteri yang cukup sukses membenahi BUMN itu diharapkan menerapkan tangan dinginnya membenahi PSSI.
 
“Harapan yang tidak mudah memang. Dunia sepakbola negeri ini terlalu kompleks, penuh karut marut dari tingkatan paling atas sampai paling bawah pada hampir seluruh aspek,” demikian diungkapkan Direktur Gerbang Informasi (GI) Miqdad Husen, kepada wartawan di Cirebon, Senin (28/2/2023).
 
 
Apalagi sepakbola, lanjut dia, olahraga paling populer yang bersentuhan dengan khalayak luas yaitu penonton, media, sponsor, penjudi dan serenceng pihak, yang berkaitan langsung maupun tak langsung, jelas berbeda dengan BUMN yang memiliki mekanisme, ritme yang baku dan mudah terlihat.
 
“Sehingga optimisme layak diarahkan pada Erick Thohir. Bukan hanya atas dasar tangan dinginnya mengelola BUMN. Namun Erick cukup lama bergelut di dunia bola. Ia bahkan melanglang buana ke salah satu negara bola, Itali. Di sana Erick pernah menjadi bagian atau pemilik klub elite Inter Milan. Siapa yang tak kenal sepakbola Itali dengan konsep Catenaccio dan Tim Inter Milan,” terang dia.
 
Menurut Miqdad, berada di salah satu klub elite dunia, di negara bola macam Itali tentu memberikan lanskap pemikiran luar biasa yang diharapkan dapat diterapkan di negeri ini. Profesionalisme keseluruhan pengelolaan bola di Itali tentu telah dihafal di luar kepala.
 
 
“Apalagi Erick tak hanya sekedar memiliki saham tapi juga menjadi bagian aktif dari menejemen Inter Milan. Dengan latar belakang pengusaha profesional, ditambah jam terbang dalam dunia sepakbola mancanegara seperti Itali, yang telah menjadikan pengelolaan sepakbola seperti industri, menggantungkan harapan pada Erick memiliki dasar kuat,” ungkapnya.
 
Miqdad menjelaskan, tantangan berat terbentang. Pertama dan utama Erick perlu membenahi jajaran kepengurusan dari tingkat pusat sampai tingkat paling bawah agar tidak sekadar hanya menjadi kumpulan nama-nama. Pengelolaan bola saat ini tidak bisa sambil lalu.
 
“Keseluruhan pengurus PSSI harus bergerak selayaknya perusahaan profesional. Bukan seperti organisasi kebanyakan, yang jumlah pengurus berjubel tapi yang aktif hanya segelintir orang. Tertib organisasi harus ditegakkan,” harapnya.
 
 
Ia meminta seluruh jajaran pengurus bergerak aktif sesuai bidang. Disiplin organisasi ditegakkan. Mereka yang hanya ‘nampang nama doang’ dipersilakan angkat kaki. Seluruh jajaran pengurus bertindak dan bekerja profesional. Bolehlah diterapkan disiplin militer seperti di Korea Selatan.
 
“Mengapa mutlak Erick Thohir perlu membenahi keseluruhan menejemen PSSI? Tidak perlu cerdas memahaminya. Sepakbola merupakan olahraga rakyat, melibatkan rakyat dalam jumlah besar, yang bila sedikit salah saja, kejadian seperti tragedi Kanjuruhan, atau paling tidak tawuran antar pemaian, antar penonton akan menjadi atraksi sehari-hari,” urai dia.
 
Miqdad menandaskan, bagaimana mungkin menertibkan pertandingan sepakbola yang melibatkan masyarakat dalam jumlah masal jika para pengurus kerja asal-asalan. Pengurus profesional saja, karena sepakbola melibatkan masyarakat dalam jumlah besar, masih saja saja selalu ada ancaman kerusuhan, apalagi jika di internal pengurus amburadul.
 
 
“Jangan mimpi dapat mendisiplinkan para pemain dan penonton jika komisi disiplin ‘tidak disiplin.’ Wasit akan mudah tergoda bermain mata jika komisi disiplin wasit, suka lirik sana sini. Tak akan ada keberanian mendisiplinkan pemain, wasit, pengelola klub, penonton jika jajaran pengurus amburadul,” jelasnya.
 
Setelah mendisiplinkan diri pengurus, terang dia, baru PSSI ‘wajib’ bertindak tegas dan kalau perlu ‘keras’ kepada siapa saja, yang melanggar aturan. 
 
Pemain terlibat perkelahian apalagi sampai memukul wasit bukan hanya kartu merah, tapi juga hukuman berat. Kalau perlu, seperti penjaga gawang Chile Roberto Rojas, dihukum seumur hidup tidak boleh main.
 
 
“Masyarakat tentu mengetahui di negara yang sepakbolanya maju, disiplin dan ketaatan pemain terhadap keputusan wasit tak bisa ditawar. Jangan coba-coba pemain protes sampai mendorong, memukul wasit. Menyentuh saja ketika protes akan dapat hadiah kartu merah. Bahkan, terhadap keputusan wasit yang salah sekalipun, pemain tidak boleh berlebihan memprotes. Mengomel boleh, itupun secukupnya,” tuturnya.
 
Miqdad menambahkan, deretan kasus keputusan salah wasit dan ketaatan pemain menjadi contoh tentang bagaimana seluruh pihak yang menjadi bagian pertandingan menjaga ketertiban dengan kesungguhan mematuhi keputusan apa pun.
 
“Resikonya sangat berbahaya jika pemain dan official memaksakan penolakan hingga dapat menyulutkan emosi pendukung tim yang dirugikan. Keselamatan manusia menjadi pertimbangan utama, dan sepakbola tetap sebagai sebuah permainan,” katanya.
 
 
Miqdad menandaskan, tentu saja semua kasus kesalahan keputusan wasit bukan merupakan pembenaran sehingga wasit dapat sewenang-wenang. Perlindungan pada keputusan wasit jelas didahului sikap profesional dan jaminan integritas wasit. Jika wasit terbukti bermain mata, ia bukan hanya seumur hidup tak boleh bermain, sanksi pidana bisa mengancamnya. Begitulah seharusnya PSSI mendisiplinkan wasit dan pemain.
 
“Bagaimana dengan penonton dan official? Hal yang sama juga diberlakukan kepada keduanya. Penonton masuk lapangan ketika pertandingan berlangsung, membuat rusuh, seumur hidup tidak boleh hadir ke lapangan. Official ngeyel, juga dikenakan sanksi berat. Penonton yang kedapatan membawa dan mulut beraroma alkohol, dilarang masuk lapangan. Mabok adalah pintu utama kerusuhan. Piala Dunia 2022 tertib antara lain karena ada larangan membawa minuman beralkohol ke arena pertandingan,” beber Miqdad.(Taufik)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x