Fasilitas Buruk, Wisatawan Kapok Kunjungi Wisata Kabupaten Cirebon, Ini penyebabnya

- 12 Maret 2023, 17:43 WIB
ILUSTRASI wisata Batik Trusmi Cirebon.*
ILUSTRASI wisata Batik Trusmi Cirebon.* /Kabar Cirebon/ Iwan Junaedi/

KABARCIREBON- Potensi potensi wisata di Kabupaten Cirebon cukup banyak. Namun dalam mengoptimalkan potensi wisata yang cukup besar ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat terhambat oleh terbatasnya infastruktur.

Kepala Disbudpar Kabupaten Cirebon, Abraham Muhamad mengatakan, berbicara soal potensi, Kabupaten Cirebon memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Mulai dari kekayaan budaya, sejarah, hingga ragam kuliner.

Namun, potensi yang disuguhkan tersebut terganjal dengan belum adanya akses memadai, seperti jalan yang rusak, minim penerangan jalan umum, hingga tumpukan sampah di hampir semua obyek wisata.

Baca Juga: Terpilih Secara Aklamasi, Fredi Panggabean Kini Jadi Ketua Umum LSM Penjara

"Contohnya di Kawasan Batik Trusmi, di sana jalan rusak, sehingga banyak wisatawan yang kapok datang ke sana. Selain itu, beberapa jalan ke situs-situs budaya juga masih belum baik," kata Abraham di Sumber, Minggu (12/3/2023).

Ia menyebutkan, kondisi tersebut tidak hanya merugikan bagi wisatawan, melainkan para pelaku usaha atau mereka yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas kepariwisataan.

Menurut Abraham, perolehan pendapatan daerah dari pajak para pelaku usaha kepariwisataan relatif cukup besar. Infrastruktur yang baik mutlak harus dinikmati.

"Tidak seperti tempo dulu, di mana pelaku usaha wisata cuma mereka yang memiliki modal kapital dan akses. Tetapi sekarang, wisata yang dikelola oleh masyarakat juga sudah banyak. Artinya, mereka itu bayar pajak, jadi harus didukung infrastruktur baik," kata Abraham.

Baca Juga: Climate Ranger Cirebon Edukasi Mahasiswa tentang Ancaman Perubahan Iklim

Abraham pun mencontohkan, wisata hutan mangrove di Mundu banyak tumpukan sampah di sekelilingnya.

"Tempat wisata kanan kiri banyak sampah, ini perilaku masyarakat yang kurang tentang kebersihan, dan belum maksimalnya penanganan sampah di Kabupaten Cirebon," katanya.

Selain itu, kata Abraham, anggaran untuk Disbudparpora sangat minim. "Anggaran hanya Rp 5 miliar lebih untuk mengurusi banyak persoalan, bagaimana pariwisata kita bisa maju, anggaran saja tidak didukung," ungkapnya.

Seperti diketahui, ada tiga sektor unggulan wisata di Kabupaten Cirebon, yaitu wisata ziarah di Kecamatan Gunungjati, wisata kuliner di Kecamatan Plered dan sekitarnya, serta wisata batik di Kawasan Batik Trusmi, Kecamatan Weru.

Baca Juga: 4 Tabungan Surga dari Dunia yang Jarang Kita Ketahui, Simak Hadis Nabi Ini

Beberapa destinasi wisata yang saat ini sedang dikenalkan pemerintah daerah, yaitu wisata Batu Lawang, wisata alam Pantai Losari, wisata kampung seni Gegesik, wisata Jamblang dan Siti Winangun dan industri rotan di Tegalwangi.

Selain itu, pemerintah daerah juga sudah menetapkan 22 desa menjadi desa wisata. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Bupati Cirebon Nomor 556/Kep.429-Disbudpar/2022 tentang penetapan desa wisata di Kabupaten Cirebon.

Puluhan desa itu antara lain, Ciledug Kulon, Kutawangun, Ciawigajah, Pengarengan, Kepuh, Palimanan Barat, Kalideres, Kecomberan, Kamarang, Sirnabaya, Sarwadadi, Jamblang, Mundu Pesisir, Tonjong, Panambangan, Babakan Gebang, Babakan Kulon, Bakung Kidul, Cikalahang, Sedong Lor, Belawa dan Jatipancur.

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x