Tindaklanjuti Usulan Pahlawan Nasional, Dinas Sosial Majalengka Sambangi Putera Almarhum KH Abdul Chalim

- 16 Maret 2023, 19:33 WIB
Prof Dr  KH Asep Saifuddin Chalim (kiri) saat pengukuhan gelar profesor di UIN Sunan Ampel Surabaya yang dihadiri Presiden Jokowi. Kiai Asep merupakan putra KH Abdul Chalim yang mendirikan Ponpes Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto dan Siwalankerto Surabaya belum lama ini
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim (kiri) saat pengukuhan gelar profesor di UIN Sunan Ampel Surabaya yang dihadiri Presiden Jokowi. Kiai Asep merupakan putra KH Abdul Chalim yang mendirikan Ponpes Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto dan Siwalankerto Surabaya belum lama ini /Istimewa/

KABAR CIREBON - Pemerintah Kabupaten Majalengka saat ini tengah mengusulkan KH Abdul Chalim untuk menjadi Pahlawan Nasional. Wacana itu sempat mengemuka oleh Bupati Majalengka H Karna Sobahi bersama KH Maman Imanulhaq saat menghadiri Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama tingkat Kabupaten Majalengka di Kecamatan Talaga.

Sebagai tindaklanjut dari usulan itu, Dinas Sosial Kabupaten Majalengka menyambangi keluarga almarhum di Kecamatan Leuwimunding. Pada kesempatan itu langsung ditemui oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA yang saat itu tengah berada di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Leuwimunding Majalengka, Rabu 15 Maret 2023.

Sebagai info, Prof KH Asep Saifuddin saat ini tidak tinggal di Majalengka, tapi mendirikan Pondok Pesantren dan menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.

Baca Juga: Dinas Sosial Majalengka Salurkan Bantuan Warga yang Terbakar Sekujur Tubuhnya dan Berikan BPJS Kesehatan

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka Iwan Dirwan mengaku kedatangan dirinya bersama rombongan sebagai tindaklanjut dari perintah Bupati Majalengka untuk mengusulkan KH Abdul Chalim Majalengka sebagai Pahlawan Nasional.

"Mohon izin Abah kedatangan kami ke sini, bermaksud untuk mengusulkan ayahanda Abah, Almarhum KH Abdul Halim sebagai pahlawan nasional,"kata Iwan dihadapan Prof KH Asep Saifudin yang kebetulan ada di Majalengka usai acara di Cirebon.

Iwan mengaku, usulan sebagai Pahlawan Nasional itu sempat terbesit saat dirinya menjadi Camat Leuwimunding sekitar tahun 2020. Namun karena jabatannya singkat dan tidak memiliki kapasitas untuk itu, dirinya belum sempat mengutarakan maksud itu kepada pimpinanya saat ini Bupati Majalengka.

Baca Juga: Buruan BPS Majalengka Buka Lowongan Kerja Petugas Sensus Pertanian 2023 Gratis. Ayo Daftar Gaji Capai 3 Juta

"Ketika saya jadi camat sempat berziarah ke Kiai Abdul Halim bersama Kapolsek Leuwimunding. Saat itulah terbersit ide untuk mengusulkan Kiai Abdul Halim sebagai pahlawan," katanya.

Tapi sekarang ketika saya diangkat menjadi Kadinsos niat itu ada dan saya minta izin kepada Pak Bupati Majalengka, ternyata beliau pun sama sudah mengutarakan pada saat Harlah NU.Jadi sudah satu hati," tambah Iwan saat dikonfirmasi via ponselnya, Kamis 16 Maret 2023.

Mengenai proses pengusulan seseorang dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional, kata dia, itu melalui mekanisme yang panjang dan syarat yang dipenuhui. Dan itu tak mudah dilakukan oleh seorang diri tanpa dukungan berbagai pihak.

Baca Juga: KABAR MAJALENGKA : Bahas Persiapan Haji 2023, Bandara Kertajati Gelar Pertemuan Komite Keamanan Bandara

"Tidak bisa berjalan sendiri sendiri, tapi harus bekerja berdasarkan tim dan bergerak sesuai dengan kapasitasnya,"katanya.

Iwa menambahkan di dalam Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 2010 usulan itu harus dimulai dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan kemensos dan berakhir di tangan presiden. Di samping itu pula, lanjut dia, nanti ada yang namanya Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.

"Tim ini bertugas memberikan pertimbangan kepada Bupati Majalengka, Gubernur Jawa Barat dan Presiden dalam meneliti dan mengkaji usulan pemberian gelar dan nanti jika semua proses itu dilalui dan dinyatakan sesuai aturan maka penganugerahan akan diserahkan setiap hari Pahlawan oleh bapak Presiden,"tutupnya.

Baca Juga: KABAR MAJALENGKA : Meriahkan HPN 2023, PWI Kembali Gelar Lomba Jurnalistik Bagi Wartawan se-Jawa Barat

Menanggapi hal itu, Prof Asep menyambutnya dengan senang hati. Sebab dengan banyaknya usulan dari berbagai pihak apalagi dari Pemerintah Kabupaten Majalengka akan mempermudah proses pengusulan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku. Namun demikian, ia pun mengaku upaya pengusulan bapaknya itu sudah dilakukan bersama timnya yang saat ini tengah berjalan.

"Syukur alhamdulillah kalau ada dari Pemkab Majalengka maupun masyarakat ada masyarakat yang mengusulkan, kami sangat berterimakasih banyak," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).

Prof Asep menjelaskan, tim yang dimaksud saat ini tengah menyusun buku untuk persyaratan pengusulan Kiai Abdul Halim sebagai pahlawan nasional. Salah seorang dari tim itu, Prof Dr Abdul Halim, dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Baca Juga: Bupati dan Para Tokoh Usulkan Pendiri NU asal Majalengka,KH Abdul Chalim Jadi Pahlawan Nasional. Ini Kiprahnya

Sehingga dengan adanya tim itu, sambung dia, Pemkab Majalengka bisa bersinergi dan berkolaborasi tentang hal-hal yang perlu diketahui lebih mendalam tentang KH Abdul Chalim.

"Mudah-mudahan dengan adanya sinergitas dan kerjasama dari semua elemen masyarakat, harapan kita semua untuk mengusulkan orang tua saya jadi pahlawan nasional dapat menjadi kenyataan bersama dan membawa keberkahaan bagi masyarakat Majalengka,"tutupnya.

Perlu diketahui, KH Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972 M. Beliau merupakan sosok ulama dan pejuang sekaligus pendiri NU, yang dimakamkan di Kompleks Pesantren Sabilul Chalim di Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Cetak Kader Wanita Muda NU yang Tangguh dan Berwawasan Luas, PAC Fatayat Sumberjaya Majalengka Gelar LKD

Dalam catatan sejarah, Kiai Chalim sangat dekat dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah pendiri NU. Ia merupakan orang kepercayaan kedua ulama NU terkemuka tersebut. Sejarah lain pun mencatat, bahwa Kiai Chalim memiliki peran dalam berdirinya Komite Hijaz dan NU.

Saat itu almarhum menjadi komunikator kunci antara para alim ulama terkemuka di seluruh Jawa dan Madura. Almarhumlah yang membuat surat undangan dan kemudian dikirimkan kepada para ulama dalam rangka pembentukan Komite Hijaz dan NU.Di periode pertama kepengurusan PBNU, Kiai Abdul Chalim dipercaya sebagai Katib Tsani (Sekteratis Dua).

Kiai Chalim menjalankan amanahnya ini bersama KH Abdul Wahab Hasbullah yang menjadi Katib Awal (Sekretaris Pertama). Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari saat itu menjadi Rais Akbar.

Baca Juga: Pelaksanaan Harlah 1 Abad NU Majalengka Berlangsung Meriah dan Semarak. Hadad Alwi Hipnotis Ribuan Warga NU

Dikutip di wikipeda, mengenai profile Prof. Dr. K.H Asep Saifuddin Chalim, M.Ag lahir di Majalengka, 16 Juli 1955. Ia merupakan seorang tokoh Muslim Indonesia, pernah menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ketua Umum Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Indonesia.

Beliau juga seorang guru besar bidang Sosiologi oleh Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pengukuhannya menjadi sorotan karena dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo. Beliau merupakan anak bungsu dari KH. Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Beliau juga pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Majalengka, Mojokerto, dan Banyuwangi. Pesantrennya menjadi sorotan karena sering dihadiri tamu besar, baik dari dalam maupun luar negeri.***

 

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x