“Ketika akan turun saya meminta ijin pramugari untuk difoto dan memvideokannya bersama Abah Juhani dan pramugari berkenan,” ungkap Yuyud.
Beberapa menit hendak turun dari pesawat di Bandara Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz Madinah sekira pukul 08.20 waktu setempat, Juhani nampaknya teringat semasa muda bahwa dia harus memberi makan ayam peliharaanya.
Dia meminta ijin untuk pulang terlebih dulu ke rumah. “Dia berkata, ‘ka imah heula rek marab heula hayam’. Mungkin karena lansia, perasaan dia masih di kampungnya,” ungkap Yuyud.
Baca Juga: Cirebon Jadi Miniatur NKRI tentang Kebhinekaan
Begitu turun dari pesawat di sela – sela sedang mengobrol dengan pramugari, nampaknya tas selempang yang dipegang oleh Juhani diambil oleh petugas penjemput dengan maksud membantunya.
Namun, pemilik tidak sadar bahwa tasnya berisi dokumen pribadi seperti paspoor, KTP, visa dan lain-lain yang harus selalu dipegang.
Karena tas dianggap hilang sedangkan semua dokumen tersimpan di sana serta semua jemaah sudah berada di tempat pemeriksaan Imigrasi, maka petugas kebingungan dan berusaha mencarinya. Namun akhirnya, tas ditemukan 30 menit kemudian llau diamankan oleh peugas penjemput tadi.
Baca Juga: Pesan Waisak, Memperkokoh Moral, Membangun Kedamaian Bangsa