KABARCIREBON - Puluhan siswa SD Negeri Sadagori 1, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon melakukan kunjungan wisata edukasi keliling menyusuri daerah terdampak erupsi Gunung Merapi Yogyakarta yang terjadi pada tahun 2010 lalu.
Puluhan siswa kelas 5 itu tercengang ketika masuk ke mini museum Sisa Hartaku yang berlokasi di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mereka kaget begitu masuk melihat dua kerangka sapi dipajang di depan museum. Kemudian, di bawahnya tulang belulang berserakan, benda keras berbahan besi baja meleleh dan foto-foto proses evakuasi.
Rasa penasaran siswa SD itu pun mendapat penjelasan dari penjaga museum. Terungkap, jika kerangka sapi dan tulang belulang yang mereka lihat bukan terjadi karena sembelihan hewan kurban. Tapi, akibat awan panas atau yang dikenal dengan sebutan wedus gembel akibat erupsi atau letusan Gunung Merapi.
Puncak erupsi Gunung Merapi Yogyakarta terjadi pada Selasa, 26 Oktober 2010 sore. Peristiwa itu mengakibatkan 353 orang meninggal dunia, termasuk seorang tokoh ternama Mbah Maridjan. Terjadi tiga kali letusan, diiringi gumpalan awan panas atau wedus gembel.
Wedus gembel merupakan awan panas berisi abu vulkanik yang menggumpal saat letusan terjadi. Panasnya mencapai 600 derajat celcius. Sangat panas. Tidak sampai lima menit, awan panas itu menyebar dengan cepat mengitari kawasan Kaliadem, dan Kepuharjo. Ratusan orang meninggal dunia akibat awan panas tersebut.