Network
KABARCIREBON- Ketua Yayasan Miftahul Hikam Panguragan Cirebon dan Pengajar di Pondok Pesantren Mu’allimin Babakan Ciwaringin Cirebon, Tris Wijaya menilai penting untuk menanamkan pendidikan tentang akidah sejak dini kepada peserta didik.
Menurutnya, santri merupakan entitas budaya. Menjadi santri, berarti siap menjadi mercusuar budaya. Budaya dalam istilah antropologi diartikan sebagai keseluruhan gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia melalui proses belajar. Maka, budaya santri yaitu sejumlah gagasan dan tindakan santri untuk transformasi sosial.
Pondok pesantren yang merupakan cultural institution memiliki budaya sendiri yang unik dan distingtif. Terlebih Pondok pesantren yang memiliki genre tradisional atau salaf.
Keampuhan pondok pesantren tradisonal yang banyak melahirkan tokoh-tokoh itu sesungguhnya terletak pada budayanya. Di mana, budaya Pondok pesantren tradisional dalam membekali santri-santrinya dikonstruksi melalui sistem belajar pesantren melalui dua jalur.
Jalur struktural dan jalur fungsional. Tidak hanya itu, Pondok Pesantren tradisional atau salaf, memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dengan memainkan jalur paling tinggi, yaitu jalur singular.
"Yaitu jalur yang memadukan jalur struktural dan fungsional sekaligus," kata Tris, Kamis (21/9/2023).
Menurutnya, mengajarkan anak-anak mengenalkan ma’rifatulloh atau mengenal sifat Allah sejak dini sangatlah penting.
"Karena saya miris melihat orang tua pada umumnya sibuk dengan HP. Sementara pendidikan akidah menurut saya adalah hal paling fundamental dalam menata hidup," ujarnya.
