Network
KABARCIREBON - Masih banyak yang belum mengetahui sosok Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kabupaten Kuningan, H. Nunung Nurjati karena selama ini dikenal dari sisi birokrasi dan olahragawan yang merintis perkembangan kemajuan cabang olahraga atletik saja.
Padahal di balik itu semua, ada hal yang belum tentu mampu dilakukan oleh orang-orang kaya. Ia tidak takut kekurangan atau kehabisan harta sebab sangat menyakini keagungan Allah SWT yang selalu memberikan rejeki pada umat manusia sehingga uang akan datang dengan sendirinya.
Di sela kesibukannya, mantan kepala UPTD Dinas Pendidikan (Disdik) justru mengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Amparan Jati Desa Cisaat Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon. Ponpes tersebut pun membawahi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Caruban Nagari yang membuka Jurusan Mesin Ringan, Tata Boga dan Tata Busana.
Baca Juga: LKKS Bantu Kebutuhan Darah Untuk Masyarakat Kuningan
Sedangkan 250 santri merangkap para siswa di sekolah bersangkutan berasal dari Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Provinsi Maluku dan Provinsi Kalimantan.
Sebagian besar dari mereka adalah siswa-siswa dari keluarga tidak mampu, menyandang status yatim piatu kaum duafa dan fakir miskin. Sehingga sesuai pesan Sunan Gunung Jati, maka pendidikan termasuk biaya makan ditanggung alias semua santri digratiskan. Padahal kebutuhan biaya makan setiap bulannya saja mencapai Rp3 juta.
"Sesusai pesan Sinuhun Sunan Gunung Jati bahwa kita semua harus ikutserta mencerdaskan bangsa dan umat sehingga biaya pendidikan dan makan santri, saya gratiskan," tutur Ketua Yayasan Djuman Djanjati, H. Nunung Nurjati.
Baca Juga: Jelang Pemilu, BKPSDM Kuningan Ancam ASN yang Tidak Netral Dijatuhi Hukdis
