Dampak Suhu Panas 40 Derajat Celcius, Obyek Wisata Terasering Majalengka Kering Kerontang

- 26 Oktober 2023, 17:00 WIB
Panorama alam objek wisata Panyaweuyan di Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka yang biasanya hijau dengan tanaman holtikultura kini kering kerontang, akibat kemarau yang panjang. Foto diambil Selasa, 24 Oktober 2023
Panorama alam objek wisata Panyaweuyan di Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka yang biasanya hijau dengan tanaman holtikultura kini kering kerontang, akibat kemarau yang panjang. Foto diambil Selasa, 24 Oktober 2023 /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Kabar mengejutkan datang dari objek wisata Terasering Panyaweuyan, di Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka. Salah satu obyek wisata primadona di Majalengka itu, kini kering kerontang. Bahkan, lahannya nyaris gundul dan gersang akibat suhu panas di Majalengka yang mencapai 40 derajat celcius.

Seperti diketahui, Obyek Wisata Terasering Panyaweuyan terkenal indah dengan hijaunya daun bawang. Namun saat ini, tidak ada tanaman sayuran apa pun di sana. Yang terlihat tebing terasering gundul, tidak ada tanaman apapun selain rumput kering dan pepohonan yang masih berdaun itupun sangat jarang.

Karena petani setempat sepenuhnya memafaatkan lahan untuk palawija sebagai penghidupan mereka. Saat ini, sebagian besar lahan sudah mulai diolah, rumput – rumput kering mulai bersih. Agar, begitu datang curah hujan, lahan terasering sudah bisa ditanami palawija.

Baca Juga: Pancaroba, Waktunya Panen Ikan Tawes, Beratnya Mencapai 5 Kilogram

Sehingga, yang terlihat tebing dengan coklatnya tanah. Meski begitu, pemandangan alam terasering tetap ada dan bisa dinikmati bagi pengunjung yang biasa menikmati alam terbuka. Karena lahan terasering yang sudah diolah untuk ditanami dari kejauhan nampak guratan – gutaran tanah kecoklatan.

Hanya saja, suhu sedikit panas. Tidak sesejuk biasanya, walaupun berada di pegunungan tepatnya di kaki Gunung Ciremai. Apalagi saat siang hari tidak ada tempat berteduh, selain di warung – warung yang berjejer di pinggir jalan yang sempit.

Menurut keterangan sejumlah pemilik warung, beberapa bulan terakhir pengunjung sangat sepi. Paling yang datang hanya beberapa orang saja. “Yang datang mampir ke warung sekarang paling satu dua orang, bahkan pada Senin 23 Oktober 2023, hanya laku satu gelas kopi seharga Rp 3.000, untuk sewa lapak saja sehari tekor,” ungkap Iwanudin pemilik warung.

Baca Juga: Ratusan Botol Miras Disita, Polisi Indramayu Gerebek Dua Tempat Penjualan

Sebelum lebaran Idul Fitri, omset penjualan dalam sehari bisa mencapai Rp300.000. Pendapatan sebesar itu bisa membayar sewa lapak, dan membayar retribusi serta uang kebersihan sebesar Rp20.000 per minggu.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x