Pemda Kuningan Mengalah, Jalan Siliwangi Pertokoan Kembali Dibuka

- 13 Mei 2024, 14:13 WIB
Sejumlah warga memadati ruas Jl Siliwangi pertokoan sejak beberapa hari lalu dilakukan uji coba pengalihan arus kendaraan, kini kembali dibuka sehingga para pengguna jalan tampak membludag bertepatan dengan car free day (CFD).
Sejumlah warga memadati ruas Jl Siliwangi pertokoan sejak beberapa hari lalu dilakukan uji coba pengalihan arus kendaraan, kini kembali dibuka sehingga para pengguna jalan tampak membludag bertepatan dengan car free day (CFD). /Emsul/KC/

KABARCIREBON - Setelah beberapa hari dilakukan uji coba pengalihan arus kendaraan tidak memasuki ruas Jalan Siliwangi pertokoan, akhirnya Pemda Kuningan mengalah atas aspirasi yang disampaikan paguyuban pertokoan untuk dibuka kembali karena sepi pembeli. Sejumlah warga, pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya, tampak mumbludag kembali untuk melewati ruas jalan tersebut, terlebih saat berlangsung car free day (CFD), Minggu 12 Mei 2024.

Namun pedagang kaki lima tetap berada di lokasi eks SD 17 sebagaimana kesepakatan bersama untuk mengisi Puspa Siliwangi yang telah diresmikan oleh Pj Bupati H Raden Iip Hidayat, beberapa waktu lalu. Meski mobil kedaraan dibolehkan memasuki Jl Siliwangi Pertokoan, namun tidak boleh digunakan untuk parkir oleh kendaraan apapun, kecuali untuk menurunkan penumpang dan mobil yang menurunkan barang.

Termasuk para seniman bisa berekpresi kembali untuk menghibur masyarakat terletak di pinggir Jl Siliwangi yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan. Berkaitan dengan hal itu, Asda II Setda Kab. Kuningan, H Deden Kurniawan, mengemukakan, penataan pusat Kota Kuningan ini ibarat menyusun puzzle yang rumit dan harus hati-hati.

Baca Juga: Bambang Jadi Kapolsek Kuningan, Riffianto Bergeser ke Polresta Cirebon

Sehingga menghasilkan frame yang utuh dan terkoneksi dari berbagai puzzle tersebut. Puspa (Pujasera dan Parkir) Siliwangi (ex SD 17), area Pertokoan Siliwangi, Puspa Langlangbuana, Masjid Syiarul Islam, Area parkir depan Toserba Terbit, Puspa Taman Kota, dan sekitarnya merupakan puzzle dari area pusat kota yang harus terkoneksi dengan baik.

Di area tersebut terdapat komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL), Pedagang dan Pengusaha di area pertokoan Siliwangi, Angkutan Kota, delman tunggang dan delman hias, jemaah Masjid Syiarul Islam dan komunitas lainnya sebagai bagian puzzle pusat kota Kuningan.

“Puzzle area perkotaan dan puzzle komunitas tentunya memiliki karakteristik dan kepentingan yang berbeda. Hal inilah yang harus dilakukan kajian teknis agar penyusunan puzzle memberikan dampak yang baik untuk semua pihak,” ungkap Deden.

Baca Juga: Karti Calon Haji Pertama dari Desa Cilimusari Kuningan

Ditambahkan Deden, menata kota memerlukan waktu yang panjang, karena selain merubah tata kota, rekayasa lalulintas, penyediaan fasilitas umum dan lain-lain, juga terkait dengan pola pikir dan budaya masyarakat. Sebuah studi yang dilakukan peneliti di Stanford University mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara paling malas berjalan kaki di seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Iyan Irwandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah